Blog Cerita Cha Bercerita Tentang Hal-Hal Biasa

Kelenjar getah bening/KGB adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita, yang terletak di daerah submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah; mandibula : rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. (wikipedia)

Agak kayak drama ya ceritanya, jadi jangan bete kalau mau baca ceritanya hehehe..

Jadi dua minggu kemarin, sehabis Raffi flu yang akhirnya nular keaku...tiba-tiba dibawah rahangnya muncul benjolan. Awalnya saya memang kurang awas ( :"( ), apalagi dengan porsi badan yang gemuk (15kg di 20 bulan) dan tingkah seperti biasa....benjolan itu tidak terlalu terlihat. Tiba-tiba, saat pijat bayi saya melihat benjolan itu keluar banget karena efek dia nangis. Langsung saya minta suami untuk segera menjemput di baby spa. 

Tahu nggak? Saya tiba-tiba saat itu nggak bisa ngomong apa-apa..lemes rasanya badan melihat ada benjolan dibadan Raffi.. Apalagi dengan riwayat saya sebagai penderita kelenjar getah bening... sedih, bingung, sebel jadi satu saat itu. Bisanya cuma nangis, sampai mbak yang lagi mijet Raffi bingung kenapa ibunya nangis kali ya...

 Itu bengkaknya keliatan nggak?

Lalu setelah dijemput suami, kami langsung menuju rumah sakit A. Setelah diperiksa, dokternya bilang ada pembengkakan dikelenjar getah beningnya. Saat diperiksa benjolannya cukup lama dokternya memastikan benjolan ini benjolan biasa, apalagi dengan Raffi yang nangis karena sakit saat dipegang. Kemudian dokternya bilang untuk USG leher, untuk memastikan isi pembengkakan kelenjarnya itu apa. 

 

Rujukan untuk USG

Keesokan harinya, jam setengah 8 pagi kami pergi kerumah sakit B yang biasa saya datangi setiap minggunya untuk fisioterapi. Disana, setelah daftar Raffi masuk ke ruangan USG. Dokter radiologinya pun datang jam 9, lalu setelah menyapa Raffi dia bilang, "Saya tidak mau USG kalau nggak dibius!! Kalau anak ibu kena kanker, tumor atau kista, dan dia tidak bisa diam bagaimana saya meriksanya!". Dan dia langsung pergi tanpa mencoba alatnya pada Raffi. Deg...mendengar shock terapi dokternya, lagi-lagi saya nangis...

Hah? Dibius? Kami bingung saat itu, rasanya nggak tega kalau bayi sekecil Raffi harus dibius... Terus susternya bilang, "Ibu kalau mau bius anak ibu harus kedokter anak disini ya bu...Soalnya kalau ada apa-apa penangannya jelas. Apalagi ibu kan rujukan dari rumah sakit lain".

Ya sudah daripada lama, sayapun mendaftar ke registrasi untuk daftar dokter anak.Wakwaw, ternyata dokter anaknya baru praktek jam 11, sedangkan dokter radiologinya selesai praktek jam 11. Itupun saya dapat nomer 3 yang notabene harus menunggu dulu, plus telatnya dokter datang :v. Nggak keburu pastinya. Akhirnya saya mohon sama mbak registrasinya untuk bilang sama dokter radiologinya agar mau menunggu sebentar..paling tidak sampai jam 12 gitu. Setelah dikonfirmasi dokternya tidak mau. 

Tidak patah semangat, saya mencoba datangi ruang radiologinya kembali untuk membujuk dokternya agar mau nunggu sampai jam 12. Disana dokternya nggak mau menemui saya, tapi ada seorang perawat laki-laki yang lagi-lagi memberi shock terapi pada saya. Dia bilang dengan setengah membentak (sepertinya), "Ibu bagaimana sih, dokter kan sudah bilang anak ibu harus dibius total... Jangan tunda-tunda, apalagi anak ibu sakit tumor kan bahaya". Rasanya kata-katanya berlebihan buat seorang ibu yang bingung saat itu... Dan lagi-lagi saya cuma nangis...

Saya kembali kemeja registrasi...setelah ngobrol sama suami, ya udah kita putuskan kedokter umum ugd saja..mengingat sudah jam 10 dan sejam lagi dokter radiologinya selesai praktek. Kamipun ke UGD, disana dokter UGD bisanya ngasih sedatif karena obat bius total nggak ada persediaan (lah kalau ada orang yang kudu operasi kalau gak ada obat bius gimana coba :v anehh). Tapi setelah konsultasi (via telpon ruangan) dengan dokter radiologi, ternyata dokter radiologinya nggak mau kalau cuma sedatif harus bius total. Lalu dokter radiologinya bilang untuk mencari RS yang mau ngebius anak saya, lalu kembali lagi ke rumah sakit ini. Itupun kalau nggak lebih dari jam 11. Edan kan?????????

Akhirnya, kami pindah ke rumah sakit C yang memang lebih mahal tapi terkenal bagus. Nggak papalah yang penting cepat ketauan isi benjolannya apa. Setelah konsultasi kebagian radiologinya, ternyata tidak perlu dibius cukup dipegang saja sama orang tuanya...Alhamdulillah...

 

Siap-siap di USG leher

Raffipun masuk ke ruang USG. Disana jelas dia berontak karena nggak mau diUSG. Tapi bareng suami, kami berusaha megang Raffi biar dokternya mudah memeriksa bagiannya. Lama USGnya setengah jam-anlah...

Alatnya juga sama dengan USG kandungan atau jantung, dikasih gel gitu :D. Tapi, ya namanya anak kecil dipegangi kayak gitu tenaganya makin kuat...Dokternya saja sampai digigit.. Maaf ya dok..Tapi makasih banyak penjelasannya.

Hasil USG menunjukkan ada pembengkakan getah bening di sub mandibulanya sebesar 1,37cm. Dan ternyata alhamdulillahirobbilaalamin isi suspensinya abses (mumps atau nanah saja). Tidak ada jaringan ikat yang berbahaya seperti benjolan leher saya dulu.

Kalau saya bandingkan dengan benjolan punya saya dulu memang berbeda. Dalam suspensi Raffi ini nanah, kalau saya itu jaringan dan berakar. Dan benjolan Raffi tidak ada indikasi mengarah kista, tumor dan ganas lainnya... Syukurlah...

 

Hasil USG leher

Jadi, infeksi kelenjar getah bening memang kerap terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyebabnya bisa dari bakteri atau virus. Jika tumor dan ternyata ganas, pembesaran kelenjar akan cepat terjadi. Dalam sebulan, misalnya, sudah membesar dan tak terasa sakit saat ditekan. Beda dengan yang disebabkan infeksi. Umumnya tak bertambah besar dan jika daerah di sekitar benjolan ditekan, terasa sakit. Mengecil kembali dalam waktu 4-6 minggu tergantung anak. - Dr Endang, Tabloid Nakita.

Obatnya? Saat didokter pertama, Raffi diresepin biolincon sirup. Sebenarnya, bila terjadi pembengkakan kelenjar getah bening itu obatnya harusnya paparan luas, bukan antibiotik. Apalagi untuk virus itu malah harusnya tidak perlu diberi antibiotik. Tapi, karena Raffi sudah terlanjur  minum antibiotik...mau tidak mau harus dihabiskan.. Ya weslah. Selain itu, saya juga nambah pakai imboost buat menambah daya tahan tubuhnya. 

 

Obat antibiotik

Saya akhirnya lega..lega banget...Raffi bukan sakit yang macam-macam...  Apalagi melihat tingkahnya setiap harinya yang tetap ceria dan lucu, padahal rahangnya bengkak. Jangan sampai anak saya mengalami yang saya alami... Alhamdulillah..Duh Gusti..sehat-sehatin anak kami..lindungi dia ya Allah.

Seperti tadi saya ceritakan diatas, saya jadi berfikir  untuk kembali kerumah sakit B karena pengalaman Raffi ini. Padahal setiap minggunya, saya selalu kerumah sakit B untuk fisio..dan saya rencananya mau kemoterapi lagi selepas ASI 2 tahun dirumah sakit B juga.. Tapi melihat dokter radiologi yang meminta bius total dan perawat yang kurang baik menangani keluar pasien yang kebingungan itu saya mikir 1000 kali...bisa-bisa saya nggak sembuh mati duluan dikasih shock terapi kayak gitu... Kebayang nggak bayi disuruh bius total cuma buat USG...dan belum-belum sudah bilang kanker tumor, padahal periksa saja belum... :v :v

Jadi mikir, ini saya fisioterapi tiap minggu minimal 600ribu di rumah sakit B sudah jalan 4 bulan nggak sembuh-sembuh,,, :v. Jangan-jangan cuma ambil keuntungan saja, walau dokter fisio saya baeknya minta ampun... Jadi mikir kan buat nerusin terapi gara-gara kejadian ini... -__-.

Sekarang, setelah 2 minggu Raffi sudah mengecil benjolannya...Semoga terus sehat ya Nak.. aamiin.. Dan kita tidak terpisah barang sedetikpun..aamiin...

Jadi jangan terlalu khawatir ya bu-ibu kalau bayi atau anak kalian tiba-tiba ada benjolan. Ini berarti sistem pertahanan tubuhnya bagus... Bisa jadi selain tertular virus entah darimana, karena Raffi juga belum vaksin MMR (stok MMR susah dicari  2 bulan ini). Dan dari cerita saya ini, penting banget untuk cari second atau third opinion untuk suatu penyakit... Semoga semua selalu sehat..aamiin. Semangattt...

Doain Raffi sehat selalu yaaaa...


update : setelah itu saya coba kedokter lagi dan diminta operasi ambil benjolannya walau dalemnya tidak kenapa-kenapa.. cuma saya tidak berani jadi saya diamkan sambil 'baper' takut kenapa-kenapa Raffinya... Sebenarnya juga lagi ngumpulin uang buat operasi seh...Setelah berhenti obat, makin lama benjolannya makin besar tapi karena dari awal sudah dibilang isinya nanah dan tidak mengkhawatirkan, saya lumayan tenang...

4 bulan kemudian, tiba2 benjolannya pecah meletus sendiri..Fix..ini seperti bisul.. Jadi tenang ya ibu2 ^^..Jangan terlalu khawatir ^^. Untuk mastiinnya memang lebih enak usg jadi ketahuan dalemnya isinya apa...