Fenomena Rescue (Paling Tidak Dimata Saya Sendiri)

13 komentar

Definisi telantar:
1 terhantar; terletak tidak terpelihara; 2 serba tidak kecukupan (tt kehidupan): sejak orang tuanya meninggal, hidupnya --; 3 tidak terpelihara; tidak terawat; tidak terurus: tanaman ini dulu terawat baik, tetapi sekarang -- krn tidak ada yg mengurusnya4 terbengkalai; tidak terselesaikan: ia sibuk mengajar di mana-mana sehingga pekerjaan penelitiannya --(sumber: http://www.artikata.com/arti-353779-telantar.html)



Sudah lama tidak menulis curhatan, dan sekarang memaksakan diri untuk menulis karena sering lihat fenomena ini…

Pernah lihat/menemukan anjing atau kucing telantar di jalan? Sesekali? Sering?
Trus apa yang harus dilakukan ya?

Berikut ini murni hasil obervasi saya saja, tanpa penelitian atau survey. Kenyataan dan trend masa kini yang saya lihat adalah:
  1. Sekitar 70% orang pasang status di FB atau menulis di Twitter: “Aku lihat anjing/kucing di … (area), keadaannya seperti ini … (deskripsi singkat). Tolong dong di-rescue!” Berita ini biasanya tanpa foto, tapi kadang-kadang ada juga yang menyempatkan diri untuk foto satwa malang tsb.
  2. Sekitar 25% orang akan telp/sms/bbm teman penyayang satwa, lalu minta tolong (dengan sedikit/banyak memaksa) untuk mengambil satwa tersebut.
  3. Hanya sekitar 5% orang ambil tindakan segera untuk menyelamatkan satwa yang dimaksud.

Komentar saya pribadi:

1. Apakah penemu berharap ada orang lain yang akan “membereskan” masalah ini? Apakah penemu berpikir orang lain tidak ada kerjaan, sehingga begitu penemu teriak minta tolong, lalu ada yg langsung datang? Apakah penemu merasa tinggal di Gotham City, dimana Batman akan langsung menuju TKP untuk menolong?

Photo credit: Mbah Google

2. Apakah penemu tidak terpikir bahwa besar sekali kemungkinan bahwa orang-orang yang dimintai tolong tidak berada di sekitar TKP dan justru yg berada di situ adalah dia sendiri? Bukankah lebih praktis jika penemu sendiri yg bertindak?
Apalagi jika masih sempatkan diri untuk foto-foto satwa tersebut, berarti sebenarnya kan bisa bertindak langsung?

Jika alasan tidak tidak mau bertindak adalah: takut digigit, takut kena penyakit, tidak ada kendaraan, tidak ada uang, tidak bisa bawa pulang, dan beribu alasan yg bisa dibuat lainnya, maka sebaiknya penemu melakukan apa yg bisa dilakukan, misalnya: dengan memberi makan dan minum secara regular (setiap hari atau setiap 2 hari, dsb).

Photo credit: Emak Kucing (Mak, makasih fotonya bagus, jelas dan oke banget)

Photo credit: Emak Kucing

Tidak perlu memaksakan diri untuk menyelamatkan dengan cara menyusahkan orang lain, apalagi dengan memaksa orang lain dan membuat orang lain menjadi tidak nyaman dengan “paksaan” tersebut.

Jika satwa dalam kondisi kritis dan perlu bantuan medis, bawa langsung ke klinik terdekat, tidak perlu menunggu bantuan dari sejuta umat di facebook (jika kesulitan mengangkat, bisa minta tolong orang-orang yang berada disekitar TKP). Setelah dibawa dan ditangani oleh dokter hewan, silakan kontak komunitas penyelamat satwa yang kompeten. Nanti akan dipandu dan dibantu lebih lanjut.

Photo credit: Carolina Fajar

Jika penemu memang serius untuk menolong satwa, diharapkan tidak setengah-setengah mengerjakannya.Menyelamatkan bukan hanya memindahkan satwa, tetapi harus ada pengorbanan yg dikeluarkan oleh penemu. Bisa dalam bentuk dana, waktu, transportasi, tenaga, dll.
Kata menyelamatkan nyawa itu dalam artinya, lebih dari sekadar cuap-cuap, teriak-teriak, dan kirim laporan semata. Pernah dengar NATO (No Action Talk Only)?

Photo credit: Mbah Google

Kontak komunitas penyelamat satwa yang kompeten untuk membantu jika diperlukan. Tetapi ingat, mereka juga manusia yang bekerja dan tidak mungkin mengikuti keinginan penemu jika kondisi tidak memungkinkan. Usahakan ikut aktif mencari solusi, dan tidak melemparkan tanggung jawab begitu saja pada orang lain.

Penemu dalam hal ini boleh saja pusing dan panik mengurusi satu satwa yg sedang di bawah tanggung jawabnya, tetapi perlu diingat, komunitas atau organisasi penyelamat satwa memiliki beban puluhan kali lipat daripada penemu. Jadi alangkah baiknya, apabila meminta bantuan mereka dengan tidak memaksa atau menyindir apabila keinginan penemu tidak bisa segera dilaksanakan. Sekali lagi, penemu adalah orang yang meminta bantuan, jadi bicaralah dengan sopan dan bijaksana.

Lanjut…

Bagi penemu yang “memaksa” teman penyayang hewan untuk mengambil satwa telantar yang dimaksud – terpikir tidak, setelah diambil, satwa akan dibawa ke mana? Ke klinik hewan? Untuk periode berapa lama? Setelah itu, siapa yang bayar biaya penginapannya?  Itu harus jelas dahulu, supaya teman yang “dipaksa” untuk membereskan masalah penemu mendapat gambaran yang cukup jelas.

Jika memang ada tempat yang menampung, perlu dilihat, apa yang diinginkan untuk membuat anjing ini lebih bahagia daripada keadaan sekarang? Apakah tempat tersebut memperlakukan hewan sebagai anggota keluarga atau hanya dikandang atau dirantai? Apakah satwa lebih bahagia tinggal di jalan meskipun tidak ada jaminan keamanan atau lebih bahagia apabila dikandang/dirantai meskipun keamanan terjamin? Dalam hal ini, penemu harus memutuskan, yang mana yang lebih baik.

Photo credit: Wulan

Buat saya pribadi, dua pilihan tersebut sama buruknya. Jadi saya akan pilih yang pertama. Meskipun tidak aman, tetapi satwa bahagia. Pilihan kedua, buat saya, tidak lebih baik. Mereka aman, tetapi seumur hidup tidak bahagia karena dikandang atau dirantai.

Jadi, lalu, kemudian, terus.... apa yang terbaik ya?

Cari rumah yang baik untuk satwa tersebut. Rumah yang penuh kehangatan dan memperlakukan satwa sebagai anggota keluarga, membebaskan satwa untuk bisa jalan/lari dan melakukan aktifitas normal di dalam rumah, dan menjaga satwa agar tidak kabur keluar rumah sehingga tidak beresiko hilang, dicuri atau diracun orang.

Jika belum berpengalaman dalam mencarikan rumah, kontak komunitas/organisasi penyelamat hewan yang kompeten. Mereka akan membantu mencarikan rumah untuk satwa tersebut.

Untuk topik rehoming (mencarikan rumah), nanti saya akan tulis di note lain ya.

Sekian curhatan saya hari ini.

Jika setuju dengan saya, welcome to the club!
Jika tidak setuju, ya apa boleh buat, hihihi...


Salam,
Carol
-BUKAN Rescuer-

PS: Note ini terinspirasi dari hasil ngobrol2 dengan teman2 yang kebetulan juga merasa diri bukan rescuer :)

ini adalah note mbak carolin fajar, yang aku tulis ulang diblogku. Postingan asli ada di https://www.facebook.com/notes/carolina-fajar/fenomena-rescue-paling-tidak-di-mata-saya-sendiri/10151835148695288

rescue dan donasi adalah satu yang ga bisa lepas..tapi kemampuan juga orang kudu paham..jangan ngambil2 kucing dijalan trus malah minta donasi sana-sini.. padahal ya itu kucing dia sendiri... :v capee dweee
saya termasuk yang selektif ngasi donasi dan g pernah ngasih tau kalau donasi ke orang bersangkutan, kecuali grup aku pasti bilang. apalagi donasi buat kucingnya sendiri :v

salam 

Echa
-cuma penyayang cucuth-

Related Posts

13 komentar

  1. oh ada yah cha, yg minta donasi buat kucingnya sendiri? Ngapain punya kucing kalau gak bisa kasih makan yak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada...dan banyak :/
      cat lovere emang macem2 mbak :D

      Hapus
  2. Hmm, jadi tahu seluk beluk cat lovere :)
    Salam kenal, ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak...hehehe begitulah...
      yang pasti enjoy aja ama kucing2 kita

      Hapus
  3. Wah, emang Cat Lover ya. Kalo aku takut sama bulunya..hihhh, dulu demennya sama pudel :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya mah suka anjing kucing musang dll asalkan yang g berbulu hihihi

      *cium pudele

      Hapus
  4. Balasan
    1. kok geli ? mending disimpen sendiri gelinya :)biar ga nularin yang suka sama kucing hehehe

      Hapus
  5. Salam kenal yah, cat lover :)

    tryamoore.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Hm, ternyata ada yg minta2 uang bwt ngasuh kucingnya ya..

    BalasHapus
  7. jadi inget... anakku dulu pas ke pasar pernah bawa-bawa anak kucing terlantar (tanpa induk), tapi karena memang sudah lemas dan kedinginan (katanya kucingnya diem aja tuh pas di pasar), di rumah cuma bertahan 2 hari... mati lah anak kucing calico itu...

    dari situ dia jadi kapok rescue rupanya, tapi sejak itu juga dia selalu bawa makanan kucing di tas sekolahnya... jadi pas ketemu kucing gak perlu dibawa ke rumah, cukup kasih makan di tempat aja... eh, dibilang aneh sama temennya... wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. anaknya pinter... hihi.. salam ya buat anak mba :)

      Hapus

Posting Komentar