Memahami Hukum Mencari Nafkah dalam Perkawinan

57 komentar


Saya tergelitik untuk menulis ini, gara-gara melihat share postingan orang lain ditimeline.

Sebenarnya, kalau boleh jujur...siapa sih yang nggak mau hidup enak? Semua pasti pengen ya... mau beli apa saja bisa, mau makan apa saja ada, mau jalan-jalan langsung pergi aja atau mau shopping tinggal tunjuk... Well, manusia wajar semua 'kepengen' enak... saya juga sama :)

Oh iya, isi sharingnya seperti ini :


Kalau boleh bilang, sebenarnya bener juga seh.. saya termasuk mengiyakan. Tapi kenyataan kadang kan tidak seindah 'bacotan'-mu atau Quote Mario Teguh... iya nggak? Mencari nafkah, baik suami atau istri itu semua untuk keluarga. Saling bahu-memmbahu, apalagi kalau memang harus merintis dari nol kosong. 

Atau ada juga yang sudah punya apa-apa disediain, tapi masing merasa kurang dan sering mengeluh. Padahal ya, yang lebih susah untuk besok makan apa itu banyak (contohnya saya sendiri). Lebih bahagia mana? Yang sudah punya apa-apa atau yang masih belum punya apa-apa..

Menurut saya, kadar kebahagiaan seseorang itu tergantung mau diposisi apa... Karena bahagia atau tidak kita yang nentukan, bukan orang lain :).

Sebelumnya mari kita kaji dulu, arti nafkah itu. Nafkah menurut syariat adalah mencukupi kebutuhan siapapun yang ditanggungnya, baik berupa makanan, minuman, pakaian, atau tempat tinggal (sumber : FP Keluarga Sakinah).

Pertanyaannya... siapa yang wajib memberi nafkah dalam suatu perkawinan?

 Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) menafkahkan sebagian harta mereka…(An-Nisaa’=34)
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf (Al-Baqarah 228)
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf, Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.’’ (QS.Al-Baqarah 233)
Dalam hal ini suami yang bertanggung jawab kepada istri untuk menafkahinya beserta keturunannya. Semua harus diberikan secara wajar sesuai kesanggupannya... Sepakat ya?

Tapi kalau misalkan penghasilan suami dirasa tidak cukup, bagaimana sikap seorang istri ?

 Mulailah (memberi nafkah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu, (kalau tidak) maka istrimu akan mengatakan, nafkahilah aku atau ceraikan aku.’’ (HR.Bukhori 4936)

Istri yang solehah itu harus tetap menganggap suami sebagai pemimpin, dengan tetap menghaluskan kesabarannya menjadi istri, apalagi bila suami sudah berusaha mencukupi sesuai kesanggupannya. Intinya sabar deuh :D.

Walau sebenarnya, istri boleh memberi opsi pada suami nafkahi atau cerai! Tapi rasanya terlalu kekanakan ya kalau minta cerai, makanya istri harus bersabar dan terus mendukung suami. Tidak salah dong ya kalau dari awal, ada calon suami suka bilang "Mulai dari nol ya".. *semacam iklan bensin :p.. Nh, itu alasannya... kalau semisal dari awal tidak mau bareng-bareng (entah dari susah atau sudah punya macem-macem) kan repot... yang ada misalkan jatuh bangkrut atau gara-gara tidak punya uang bisa-bisa pernikahan kandas karena harta.. Tidak ada yang mau kan? ^^. Well, saya percaya uang itu memang sensitif... Tapi misal itu terjadi, tolong nostalgia kenapa kita memilih dia menjadi pasangan hidup :")...

Tidak mau diam diri meratapi kekurangan? Kerja! Istri bisa membantu suami juga kan, selain doain dan dukung suami.. Seorang istri itu juga diperbolehkan bekerja asal..... :

1. Istri yang memilih bekerja, semata-mata memang untuk mendapatkan materi sebagai penopang kehidupannya dan juga keluarga. Bukan mengejar karir atau lain halnya...
2. Istri bekerja dengan kerelaan hatinya tanpa paksaan 
3. Keluarga memiliki utang yang harus dilunasi dan istri bekerja untuk menutupi utang tersebut 
4. Pekerjaan tidak melanggar syariat
5. Mentaati adab keluar rumah termasuk menjaga pandangan saat dia bekerja
6. Tidak boleh menelantarkan anak dan suami karena pekerjaan.

Saya sendiri bagaimana?  Saya ikut membantu suami dengan segala keterbatasan saya.. Tapi ya lumayanlah, paling tidak saya tetap bisa makan 3 kali sehari, beli 1 baju dalam sebulan, bayar SPP Sekolah atau fisio rutin tiap minggunya :). Sisanya? Karena niatan saya bekerja memang untuk membantu suami dalam menafkahi keluarga, saya rela insyaAllah ikhlas untuk sekeluarga.

Kembali lagi ke seorang lelaki yang mencari calon istri yang bisa diajak susah seperti sharing ditimeline diatas... Well, itu pilihan kan. Kalau kita mau kenapa tidak? Apalagi menjalani hidup dan bahtera keluarga tidak semudah membalikkan telapak tangan kan? Percayalah, roda itu berputar...termasuk menjaga hubungan suami istri didalam kebahteraan rumah tangga. Kalau semisal saat ini bersakit-sakit dahulu dan insyaAllah bersenang-senang kemudian. Apa tidak bahagia kalau indahnya nanti itu dijalankan bersama-sama ? :)..

Open your eyes, hidup itu bukan selebar daun kelor aja... Bagaimanapun kondisi suami kita harus bisa menerima selama itu masih baik dimata Allah. Masalah harus bisa masak nyetrika dll tenang ada warteg, ada laundry, ada bibik yang bisa bantu-bantu.. Tidak serta merta istri menjadi babu.. Tenang sajalah... Tapi believe me, kadang malah istri sendiri yang riweuh pengen belajar masak dll demi menyenangkan suami. Betul tidak? Itu juga kejadian sama saya yang dulu ogah-ogahan masak dll hihihi...

Saya selalu percaya, dalam keluarga yang penuh cinta.. masalah nafkah menafkahi ini urusan nomer dua dari setia... Yang penting saling kerjasama dan saling mendukung, insyaallah ada rejekiNya.. Contohnya kalau saya yang nyapu, suami yang pel, karena saya tidak bisa duduk bungkuk lama-lama karena syaraf kejepit saya. Dan masih banyak macamnya kerjasama dalam berumah tangga termasuk mencari nafkah dalam perkawinan...

Hehehhe...tulisan saya ngalor ngidul ya... tapi semoga bisa jadi pencerahan dan bisa dimengerti ^^ bahwa dalam berumah tangga semua harus bisa saling bekerjasama, termasuk dalam mencari nafkah^^ demi keutuhan keluarga penuh cinta...

Salam sayang dari kasur rumah sakit..


Related Posts

57 komentar

  1. Lekas sembuh cha jgn lama2 nginep di RS nya.... sepakat cha :)

    BalasHapus
  2. Kalo bareng orang yg kita sayang dan menyayangi kita rasanya apaoun bisa dihadapi ya Cha. Setuju, yg penting setia yg lainnya insya Allah ngikutin.

    BalasHapus
  3. mau meluk aja ah gak mau komen banyak :) cepet sembuh yaaa

    BalasHapus
  4. Setuju Cha, hidup berumah tangga itu pada dasarnya kudu bahu membahu dan berjalan berdampingan. Dalam hal apapun termasuk ekonomi.

    BalasHapus
  5. Kalo saya sih mendefinisikan quotes itu, si pria sudah pesimis sejak awal dengan mengatakan mencari wanita yang mau diajak hidup susah. Itu artinya si pria sudah menganggap dirinya akan susah nantinya.

    Nah beda perkara jika si pria sejak awal lebih optimis, sy rasa dia ga akan dengan tega bilang mau ngajak hidup susah. Dan jikapun nantinya hidup sulit, si istri tentunya (juga dengan kesadaran sendiri) akan bersedia dan ikhlas membantunya.. Hihi CMIIW mak echa. Just my opinion :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi iya bener juga dek... Aku cuma gengges sama kata awal si empunya foto xD...
      Karena biasanya semasa pacaran dan semasa menikah itu lain hal... Saat menikah kita dituntut lebih dewasa dengan plus minus laki

      Hapus
  6. Ya, setia itu yang penting... urusan nafkah, saya percaya Allah sudah beri sesuai pos-posnya... ga bakalan mati seseorang sebelum Allah membagikan seluruh rezekinya...

    BalasHapus
  7. Setuju pake bangett...dan ini yang sedang aku jalani juga Cha. Asal kita sabar dan ikhlas, membantu suami mencari rejeki kenapa engga?


    Cepat pulang, jangan lama2 di RS ya Cha....*kecup

    BalasHapus
  8. Lho? lg nginep Cha? Semoga segera pulih dan pulang ke rumah ya..

    BalasHapus
  9. Cepet sembuh ya mbak echa yg cantiq... 😊 bahagia selalu dn diberikan berkat melimpah... amin...

    BalasHapus
  10. lhoo... lagi di RS? Cepat sembuuuhhhhh

    BalasHapus
  11. Segera tidak berlama lama di RS nya ya.. Kalau buat saya, saya sendiri ga bisa diem dirumah saja, juga ikut kerja semampu saya. :-)

    BalasHapus
  12. Cepet sembuh ya..jgn lama2 nginep di rs..
    Btw, susah senang yg penting tanggung jawab n pikiran positifnya. Wong di Al Quran aja adanya kekayaan dan kecukupan, gak ada tuh miskin n susah, miskin n susah mindsetnya manusia aje..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyees...you got the point... ^^ bahagia tidak strata mana miskin kaya...mindset kita yang nentuin :*

      Hapus
  13. semoga sehat yaa mak Echa..

    ada banyak alasan kenapa aku mau kerja sementara waktu .. semua itu untuk keluarga kecil..

    BalasHapus
  14. Hu hu hu... mbak echa di kasur rumah sakit aja masih sempet sempet nya share tulisan.
    Semoga lekas sembuh ya mbak...
    Bentar saya cari pengumuman lomba, siapa tau mbak echa menang dan jadi kabar gembira. Biar cepet sembuh... xixixi

    BalasHapus
  15. Mbak echa sakit apa?moga cepat sembuh diangkat semua penyakitnya, betul banget bahagia itu kita yang nentukan

    BalasHapus
  16. Cepet sembuh Cha... btw, itu omongan lelaki di skrinsut itu sarkas untuk mengatakan betapa jaman sekarang banyak cewek matre kayaknya...hehehehe

    BalasHapus
  17. Harusnya bukan mau diajak susah tapi yang mau sama2 berjuang :D
    kalau susah aku juga emoh :D
    tapi kalau sama2 berjuang ayok.

    BalasHapus
  18. Cepet sembuh ya, Mak Echa.
    Aku suka deh kalo baca postingan Mak Echa yang tema-temanya sebetulnya berpotensi bikin war-waran, tapi Mak Echa bisa bikinnya adeeeeeeeeeeeeeemmmm banget. Salut ^^

    BalasHapus
  19. bukan diajak susah tapi berjuang bersama-sama dari nol krn sejak awal saya tahu kondisi suami bagaimana... :)

    cepat sembuh ya mbak Echa...

    BalasHapus
  20. mak raffi, lekas sembuh ya. aku pun demikian cha, rela bekerja karena memang kami memulai dari nol dan suami juga masih sekolah. kalau suami sudah selesai, mungkin aku akan berpikir ulang utk kerja kantoran seperti sekarang ini.#curhat

    BalasHapus
  21. setuju mbak cha...insyaallah aku bekerja juga ingin membantu suami mabak...dan sekarang sedang berusaha menutupi utang kami termasuk cicilan mbak..semoga lekas kelar..amien Ya Allah...

    BalasHapus
  22. Cepet sembuh yaaa...Bingung nih mau ngomentarin apa. Tapi yang jelas kalau suami istri sih susah seneng ditanggung bersama

    BalasHapus
  23. sepakat mak... semuanya tergantung pilihan masing2

    BalasHapus
  24. Mak chaaa aku sukak tulisanmu, intinya dalam rumah tangga fleksibel aja selama masih dalam batas2nya. Semua bisa dibicarakan baik2. Sehat terus ya mamak echaaa...

    BalasHapus
  25. peluk dulu mak icha, semoga segera pulang dari RS,,
    Siapa yang mau diajak susah, seharusnya yang mau diajak bekerjasama lah yah... yang penting optimis, usaha dan juga kerelaan hati kita,,^_^

    BalasHapus
  26. cepet sembuh, mba echa. jangan kebanyakan pikiran ya, biar lekas pulang. *hugs*

    BalasHapus
  27. Diajak susaaah maaah aku emoh juga...tapi emang semuanya harus saling pengertian dan memiliki tanggungjawab yang sama, sama-sama memberikan hal yang terbaik buat pasangannya. Jika menggapainya kudu susah dahulu..yaaaa, enggak apa juga sich..karena aku merasakaan ituuuh.

    BalasHapus
  28. Mba Echa lagi sakit yaaa? semoga lekas pulih ya Mbaaak, itu tulisan dari mana? hihiiii...bawahnya ngeselin banget ya...mau diajak susah

    BalasHapus
  29. mba Echa sakit apaaa? segera sehat yaaa

    BalasHapus
  30. Gws Echa.. iya memang musti kerjasama bahu membahu pekerjaan rumah tangga, team work :)

    BalasHapus
  31. Lha dulu saya mau nikah pas suami lagi non job mbak alias pengangguran, percaya aja Tuhan bakal kasih rejeki. Tugas istri ya membantu mbak, namanya hidup kadang diatas kadang dibawah, kalo pas lagi rekoso ya siap hidup susah lah, mosok suami lagi susah terus ditinggal, kayak artis aja. GWS ya mak Echaaa.

    BalasHapus
  32. Cepet sembuh, maak.... Aku udah komen jg ttg status itu waktu dishare :D

    BalasHapus
  33. Saya sangat setuju dengan screenshoot-nya. Pria memang banyak yang demikian (atau semua?) tentang hal terkait dengan bahasan tersebut dan semacamnya.

    BalasHapus
  34. cepet sembuh mak echa.. iya kerja sama adalah hal penting dalam rumah tangga. Kaya juga tidak identik dengan kebahagiaan kok, banyak yang sudah tercukupi segala kebutuhannya, malah milih bercerai karena ego masing-masing alias gak mau kerja sama, yang penting menjalankan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangNya, insya Alloh diridhoi olehNya. Aaminn :)

    BalasHapus
  35. Lekas sembuh yaa mama Rafi :*

    Walau belom merit boleh komen kan yak? Wkwkw. Sepakat deh. Saling bantu dan bahu membahu :)

    BalasHapus
  36. Sama ah dengan Lia, aku ga bisa komen, cuma kirim pelok ciyom buat Echa ajaaaa :* Mari iki aq meh mburuh meneh :)

    BalasHapus
  37. mantap kali mbak ku ini, semakin berbobot, mbak aku juga kasian sebenere sama suami yang sudah bersusah payah, memang sih dia dulu pernah bilang sebelum melamar, kalau sama saya harus siap untuk susah, saat itu juga gak pikir banyak, bagi saya itu tantangan, susah senang bersama itu namanya pasangan, jangan mau enaknya aja hehe, bener kan kalo nanti menghasilkan ya senang bersama. semoga saya bisa menjadi istri sholehah yang bisa membahagiakan suami dan keluarga, ayo mbak sama2 berjuang, dan cepet sembuh ya mbak ku

    BalasHapus
  38. DAlam rumah tangga kadang ada susah senangnya ya, dan emang harus ditanggung bersama. Masalah hidup senang sih semua orang juga pengen, saya juga. Tapi semua kembalikan pada nasib dan usaha.

    Syafakillah yaa mak Echa, cepat pulih dan sehat selalu

    BalasHapus
  39. yang sabar mba, semoga lekas sembuh..

    BalasHapus
  40. Setujuuu sama mba echa, susah senang tetap harus dinikmati bersama demi keluarga :D

    BalasHapus
  41. Saya setuju dengan sharing mak echa. Istri bekerja untuk menjadi penopang finasial keluarga bukan yang utama, dan bekerja pun harus seizin suami. Namanya rumah tangga pasti kan gak seindah di novel atau drama korea *eh*, pasti ada pasang surut, di situ lah diuji semuanya.

    Mak echa, cepet sembuh ya :* u know, ur one of my favourite person that i met in blog, i love how u survive with ur condition and have a lot of love from ur hubby and son. :*

    BalasHapus
  42. Makasih infonya mba echa, tapi btw saya belum menikah nih mau nanya gimana caranya mendapatkan calon istri yang solehah hehe

    BalasHapus
  43. semoga lekas sembuh, ya.

    entahlah, sepertinya banyak juga orang yang mendefnisikan bahagia dengan berlimpahnya harta, ya, Mbak.

    semoga kebaikan selalu menyertai kita. amin

    BalasHapus
  44. Setuju. Bukannya saling menuntut ^_^

    BalasHapus
  45. Mbak Echa...get well soon ya. Mind set kita adalah power yg luar biasa, ini salahs atu buktinya , bhkn saat mbak Echa lg di RS msh ttp produktif berbagi pencerahan.

    BalasHapus
  46. GWS echa..et thanks untuk pencerahannya mengenai pengaturan nafkah dalam keluarga. Yang penting semangat dan kita selalu komunikasi kalau aku sih :)

    BalasHapus
  47. ih...
    merinding bacanya mbak

    sebagai cowok (dan calon suami) apa yang mbak tulis itu bener
    kadang saya suka bilang sama teman terbaik saya, "yuk kita 'mulai' dari nol"
    dan, jawabannya itu juga bikin saya bangga, "iya, hidup itu yang penting proses, hasil akan menyusul kalo 'kita' sungguh2"

    eh ini bukan curhat, tapi termotivasi baca artike ini
    hahahaha

    BalasHapus
  48. Selamat pagi salam kenal saya pendatang baru di sini,,, Semoga cepat sembuh yah dan kembali bersama keluarga yang ceria.

    Saya hanya ingin share saja: Gimana yah,,, Eee istri saya di rumah, gak kerja, anak dua dan sy bekerja di sbuah prushaan ngara, untuk memenuhi kebutuhan Alhamdullillah cukuplah sy rasa, tapi yang sy gak se-7 tuh istri kadang minta di beliin make up yg total hrganya sy rasa mahal sekali dan ini bukan sifat atau karakter sy yg selalu beroya foya, hidup mewah, gak begitu mau bekerja untuk kluarga atau kerja sama dlm ngurusin keluarga dan yah,,, bgitulah sy rasa dia hanya memntingkan dirinya sendiri dan kluarga besarnya sja. Ini menjadi kendala buat sy, ,,, Hehe maaf ya jadi curhat nich...

    BalasHapus
  49. Sebagai laki2 ya harusnya siap kerja keras untuk membahagiakan keluarganya. Sebagai istri hrs siap menerima berapapun hasil yang diberikan suaminya. Jika suami dan istri bisa berikhtiar mungkin hasilnya lebih baik. Kebahagiaan itu bukan dari nominal tapi penghargaan atas ikhtiar2 tsb, karena hasil ikhtiar bergantung pada Allah semata. Nyari suami tajir bukannya tidak terbebas dari musibah. Kecuali kalau niatnya mau senang terus ya bisa kawin cerai melulu sesuai dg naik turunnya dollar. Heheee

    BalasHapus

Posting Komentar