Selamat Tinggal Anemia Berawal Dari Masakan Penuh Cinta Keluarga

Posting Komentar
selamat tinggal anemia

"Raffi, makan ini bayamnya! Raffa jangan lupa dimakan hatinya. Enak loh!"
"Iya, Ma! Ini dimakan kok"
"Raffa juga, Ma! Enak ini Papih masaknya"
"Alhamdulillah ya, Nak!"

Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak doyan makan itu anugerah. Bagaimana tidak? Setiap makan sesuai porsinya mereka selalu habis, makanya kadang malah kewalahan masak terus karena di meja makan harus selalu tersedia hidangan buat makan mereka.

Tapi saya pikir ya anak-anak memang lagi masa pertumbuhannya. Walau berbeda-beda usianya, tapi usia mereka memang sangat penting memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Walau tidak mewah yang pasti sehat gizi seimbang harus itu!. 

Sekarang ini banyak makanan junk food bertebaran, walau tidak memungkiri saya juga memberikan makanan tersebut tapi itu sudah sangat jarang bisa dihitung jari. Karena anggota keluarga kami lumayan banyak, mau tidak mau ya memang harus masak sendiri agar semua bisa mendapat makanan enak dan sehat tentunya. 

Ngomong-ngomong makanan, ada yang sudah tahu belum kalau ternyata Indonesia itu masih darurat stunting? Kecukupan gizi kurang yang menyebabkan pertumbuhan tidak optimal memang disebabkan berbagai hal, salah satunya anemia. Bisa dibayangkan tidak kalau remaja putri banyak yang terkena anemia? Itu bisa menjadi penyebab bayi yang kurang berat badannya dan stunting pertumbuhannya. Makanya penting banget untuk kita cegah sejak dini anemia ini. Bahkan saat kehamilan harus loh!

Saya masih ingat saat hamil, aduh itu yang tadinya tidak punya riwayat anemia malah jadi suka pusing dan kurang darah jadi harus ditambah suplemen sama dokter. Pasti saya yakin sudah banyak yang tahu apa itu anemia, tapi kemarin saya refreshing dikit pas dengerin webinar "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi” di Youtube Nutrisi Untuk Bangsa.

Kalau mau nonton lagi boleh loh!


Anemia itu adalah penyakit gangguan darah karena kurangnya sel darah merah dari jumlah normal tubuh yang harusnya ada dalam tubuh manusia. Biasanya anemia memang terjadi pada ibu hamil, ibu menyusui, wanita yang sedang menstruasi, orang yang punya penyakit kronis, bahkan sampai ke riwayat keluarga yang memiliki riwayat anemia. Kalau dillihat di sini memang banyak perempuan ya yang terkena anemia, karena kenyataannya wanita memang ingin dimengerti eh salah wanita memang sangat rentan terhadap penyakit anemia ini. 

Biasanya gejala yang terlihat pada orang yang anemia itu pucat kelopak mata dan bibir, kedinginan, sakit kepala dan pusing, ototnya lemah, sering sesak napas dan bahkan kalau kronis bisa terjadi pembesaran di limpa. Untuk usia pertumbuhan akan membuat tubuh sering lemas, kurang konsentrasi bahkan menurun prestasi. Bisa dibayangkan kalau semua generasi penerus bangsa Indonesia seperti itu? Duh jangan!

Penegakan diagnosa dilakukan dengan tes darah dan akan langsung diberikan suplemen untuk pertolongan pertama. Bila dirasa masih kurang maka akan diberikan obat penunjang lain dan transfusi yang sering dilakukan oleh dokter agar sel darah merah normal kembali. 

anemia

Dan anemia ini bisa dialami oleh berbagai usia mulai ibu hamil, ibu menyusui, bayi, ballita, remaja, usia produktif bahkan lansia semua rentan terkena anemia bila tidak diperhatikan pencegahannya. Soalnya ketika seorang anak dilahirkan pertumbuhannya dipengaruhi banyak hal mulai dari protein, karbohidrat, mineral, kalsium, zat besi. Dimana zat besi tidak hanya untuk sel-sel darah merah, anemia, atau hemoglobin terhadap anak-anak balita, melainkan juga untuk pertumbuhannya

Kalau kata narasumber Dr. dr. Diana Sunardi., M.Gizi, Sp.GK sebagai Dokter spesialis gizi klinik dari Indonesia Nutrition Assosiation ada beberapa tantangan anemia defisiensi besi ini kenapa masih bisa dialami anak Indonesia.

1. Asupan makanan
Sebagai negara yang kaya akan alamnya, banyak yang mengkonsumsi makanan nabati sehingga energi protein kurang. Selain itu makanan yang dikonsumsi kurang zat besi, vitamin C, dll karena pola makan yang kurang baik misalnya diet yang tidak seimbang. Atau juga anak yang picky eater, asupan makanan tidak bervariasi sehingga membuat gangguan penyerapan.

Makanya saya sering bersyukur anak saya mau makan apa saja yang kami sediakan di meja makan. Tidak melihat anak GTM dan menolak makanan adalah jalan ninjaku!

2. Sakit. Ketika sedang sakit anemia biasanya terjadi, karena asupan makan berkurang dan lemas tidak bersemangat. 
3. Penyebab lain, seperti kehamilan, menyusui juga menjadi penyebab anemia yang bahaya karena bisa berkelanjutan.

anemia


Menurut dokter Diana kita tetap bisa mencegah anemia ini bersama-sama sejak dini. Mulai dari ibu hamil, menyusui, balita, remaja dan lansia semua harus diperhatikan. Karena bila kita tidak mencegahnya, di usianya bisa saja terkena anemia. Pasti kita tidak mau itu terjadi kan? Iya, pasti baru nyadar an kalau anemia ternyata masalah banyak usia lintas generasi.

Dimulai dari pengawasan suplementasi zat besi, kalsium dan asam folat pada Ibu hamil. Kalau perlu berikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Ibu Hamil dengan kategori Kurang Energi Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi yaitu biskuit lapis ibu hamil. Saya pernah pas hamil diberi teman lumayan kok enak juga rasanya, walau waktu itu saya tidak diberikan biskuit ibu hamil karena dirasa cukup lingkar lengannya. Untuk ibu menyusuipun harus diperhatikan dengan harus semangat memberikan ASI Eksklusif.

Ketika bayi balita harus diperhatikan pertumbuhannya termasuk pemberian asupan makanan isi piringku yang sehat bergizi seimbang. Mulai dari pemberian suplemen vitamin A, vitamin C, suplemen zat besi,  garam yodium, MPASI sehat, imunisasi bahkan obat cacing juga harus diberikan rutin bahkan sampai usia sekolah, remaja dan usia produktif.  Untuk lansia juga tetap diperhatikan karena sangat rentan bila kekurangan bisa menyebabkan kematian. Karena itu konseling dan pelayanan gizi untuk usia lansia perlu dijalankan. 

Karena ini adalah masalah Indonesia, maka dari itu kita harus bersama-sama untuk mencegah anemia ini berkelanjutan. Salah satu yang concern terhadap masalah gizi adalah Danone Indonesia. Webinar yang memang untuk memperingati Hari Gizi Nasional setiap tanggal 25 Januari ini pun juga salah satu cara mengedukasi banyak masyarakat agar kesadaran masyarakat akan pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi sehingga mewujudkan Indonesia sehat. 

Dan masyarakat tahu untuk mencegah anemia karena akan mempengaruhi generasi masa depan Indonesia, baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.



Bapak Arif Mujahidin (Corporate Communications Director Danone-Indonesia), menyatakan Danone berkomitmen membuat masyarakat Indonesia sehat termasuk dalam masalah nutrisi dan menjalankan kesehatan planet dengan 4 pilar, yaitu iklim, air, ekonomi sirkuler, dan agrikultural. Karena itu tidak heran sudah sangat banyak sekali program Danone yang mengedukasi, mulai dari kampanye isi piringku, gerakan ayo minum air, aksi cegah stunting, warung anak sehat, generasi sehat indonesia gesid, taman pintar, duta 1000 pelangi, dan aku bintang cerita danone.

Kata Pak Arif, better products + better habits = better choicers menjadi Indonesia yang lebih baik. Kalau dipikir-pikir benar juga ya. Apalagi Indonesia ini masalah nutrisi lintas generasi masih sangat tinggi, termasuk anemia yang bisa menyebabkan stunting. Bersama Cegah Stunting terpadu berkelanjutan akan menghasilan generasi muda Indonesia yang berkualitas. 

Mari Kita Katakan Selamat Tinggal Anemia, Dimulai Dari Masakan Penuh Cinta Keluarga


Salah satu yang bisa kita lakukan sebagai cara mencegah anemia adalah mulai makanan di rumah sendiri.  Karena bagaimanapun asupan makanan yang dimakan orang itu diawali di rumah. Orang tua memasak makanan dengan penuh cinta, anak pun akan lahap. Apalagi kalau semua yang dikonsumsi sehat bergizi seimbang. 


Nah, kali ini saya mau sharing cara mencegah anemia dari rumah . Yang pastinya sudah kami lakukan bertahun-tahun demi anak-anak tumbuh kembang optimal. Mau tahu, khusus di postingan ini saya share pokoknya!

1. Jaga asupan sejak hamil



1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) dimulai saat kehamilan. Jangan pernah lupa kita harus menjaga si Kecil dari janin. Sejak hamil saya selalu berusaha meninggalkan kebiasaan yang kurang sehat dan selalu berusaha mengkonsumsi makanan sehat bergizi seimbang. Saat hamil walau lemas, saya pantang menyerah terkena anemia jadi saya konsumsi suplemen zat besi dan kalsium juga.

Saat menyusuipun sama, karena tahu ibu menyusui sering lemas saya berusaha untuk selalu jaga asupan. Karena kalau saya tidak makan yang benar, bayi pasti kurang zat gizinyapun. Saya juga memberi ASI eksklusif dan dilanjut pemberian ASI hingga 2 tahun.

Pemberian suplemen bila diperlukan daan vitamin juga saya berikan untuk seluruh anggota keluarga. Karena sebagai penunjang kan agar tetap optimal tumbuh kembangnya.

2. Food preparation yang baik

selamat tinggal anemia

selamat tinggal anemia
Beberapa food preparation yang saya buat setiap minggunya

Jadi saya itu semenjak hamil Rafif, kan merasa anggota keluarga bertambah jadinya dipikir ulang bagaimana cara agar tetap bisa makan sehat gizi seimbang namun budget keuangan kami tercukupi. Akhirnya kami memilih food preparation belanja seminggu sekali. 

selamat tinggal anemia


3. Masak makanan sehat penuh cinta

Yang penting pastikan asupan gizi seimbang dan bila asupan dikonsumsi dengan unsur yang membantu penyerapan zat besi. Kalau untuk susu pertumbuhan sebenarny anak saya jarang karena lebih ke makan. Dan memang bila makannya sudah memenuhi kriteria sehat bergizi seimbang sudah cukup. 

selamat tinggal anemia

Tidak ada yang lebih menyenangkan melihat anak sehat optimal sesuai tumbuh kembangnya. Anak-anak adalah harta paling berharga karena itu kita harus menjaganya. Termasuk menjaga pemenuhan gizinya, menjaga kesehatan tubuhnya dan jangan pernah terkena anemia.

Yang bisa mewujudkannya kita, orang tua. Kamu yang membaca tulisan saya ini. Karena ini memang harus bersama-sama memutuskan rantai anemia agar Indonesia mencetak generasi penerus yang sehat dan berkualitas Mari bersama mewujudkan, saya, kamu dan kita semua.

Cara saya itu hal paling mudah yang bisa kita lakukan di rumah. Karena saya selalu percaya, masakan penuh cinta keluarga bisa menjadi pemutus anemia Indonesa. Selamat tinggal anemia!
selamat tinggal anemia




Related Posts

Posting Komentar