Ikhlas gak kalau kena HIV AIDS ?

39 komentar

Sehat itu penting, kalau ada orang yang ingin sakit..itu kudu ditanya dia sehat gak? – Dinda, ibu rumah tangga-


Sudah lama sebenarnya aku pengen nulis ini, hanya baru sempat aku tulis semenjak kematiannya. Bukan..bukan aku yang terkena HIV AIDS...Tapi kerabat atau saudaraku yang terinfeksi HIV AIDS (oke,  biar gampang panggil saja Dinda)..Penyakit yang tidak ada obatnya, hanya meningkatkan daya tahan tubuh untuk bertahan hidup... 

Saat pertama kali saya tahu, saya langsung googling apa itu HIV AIDS penyebabnya dll, kebanyakan sih lebih dikaitkan dengan kelamin berhubungan seks dengan penderita...padahal ternyata penyebabnya juga banyak poin-poinnya kenapa seseorang bisa terinfeksi. 

Saya pun bercerita pada teman-teman yang saya percayai (yang ternyata saya malah salah)..Malah banyak pertanyaan kenapa? Kok bisa? Ati-ati nular? Dan lain sebagainya...Dan well, menurut pengalaman saya juga walau bercerita itu melegakan (karena males ditanya2 sedetail mungkin sama ‘teman yang ga bantu apa2’) tapi kayaknya mending g ngomong banyak2.. :v

Heiii you suck! Nanya-nanya aja...pernah kepikir gak kalo yang kena HIV AIDS  itu dirimu sendiri atau paling nggak orang yang dekat denganmu, keluarga contohnya?? Satu yang harus diutamakan.. kamu harus nerima...dan nerima orang dengan kondisi terinfeksi penyakit menular itu berat sob...rasanya saat itu aku pengen delete orang2 yang aku curhatin itu..*eneg.. bantu kagak nakut2in iya

Tapi g semua gitu...ada teman yang saat itu saya ceritain kalau saya punya kerabat yang terkena HIV AIDS (apalagi kebetulan istrinya dokter) malah nyemangati saya untuk memberi semangat kepada kerabat saya yang sedang berjuang itu...dan ada  juga teman lainnya malah memberi saya cp bagaimana bisa meringankan biaya pengobatan

Kok HIV AIDS, saya aja yang kena kanker  orang juga jijik sama saya (baca postinganini) padahal jelas2 tidak menular...tapi ini kenyataan looohhhh..didunia nyata beda dengan kampanye yang ada..saya liat malah banyak teman yang pernah menulis tentang HIV AIDS tentang kepedulian mereka mengkampanyekan bahwa HIV AIDS tidak menular...tapi tetap saja animo masyarakat seperti itu

Dinda positif terkena HIV AIDS

Badan Dinda sudah mengurus..benar kami telat mendeteksinya...karena dari awal Dinda tidak mau cerita kalau terkena aids..kami yang curiga akhirnya meminta untuk tes medical check up lengkap..saat diketahui Dinda positif HIV AIDS yang ternyata berjalan setahun lamanya...kami langsung lemas...

 

Dinda menangis memeluk ibu bapaknya...tapi sekarang sudah tidak butuh pelukan..waktu itu dipikiran klg adalah gimana cara Dinda untuk hidup dan sembuh. Well, saya ingat papa mama kalau ini... orang tua tetap yang utama menyayangi kita :”). Dan keluargalah tempat kita bersandar..itu poin penting..karena tanpa keluarga apalah kita harus survive sendiri... 

Keluarga tidak mau mencari penyebab kenapa Dinda bisa terkena HIV AIDS...karena bukan waktunya menyalahkan...tapi waktunya untuk membuat Dinda kembali sehat dan ceria seperti sedia kala...

Gak heran setahun ini, Dinda jadi menghitam, kurus  dan susah makan... Dinda yang cantik dan terkenal ceplas-ceplos itu sudah berganti dengan Dinda yang selalu menangis dan merintih kesakitan... *jadi nangis inget ini

Yang sedikit lucu, Dinda selama ini dirawat karena TBC dan sedikitpun dari dokter tidak ada indikasi kesana..jadi selama setahun ini Dinda diobati layaknya penderita paru TBC..karena memang dia dites terkena TBC. Tapi kenapa HIV AIDS itu bisa terlewat?? Itu yang tidak habis pikir saya dan keluarga, padahal setahun kemaren harusnya kami bisa mengobati Dinda lebih awal... andai saja...

 

Mahalnya pengobatan HIV AIDS

Minimnya pengetahuan tentang penyakit ini, membuat keluarga pontang-panting mencari biaya. Karena jujur bukan keluarga kaya, akhirnya diuruslah itu jamkesmas/ jamkesda. Karena biaya berobat sudah semakin tinggi dan sudah kelimpungan mencari biaya. Dan saya mengetahui sendiri repotnya mengurus jamkesmas/jamkesda hanya untuk mencari keringanan biaya rumah sakit. Lagi-lagi kami telat,setelah urus2 dokumen dll dan jadi bulan november,  ternyata jamkesmas/jamkesda baru bisa dipakai di tahun2013. Dan argo rumah sakit tetap berjalan.... 

FYI, dinda ditaruh diruangan isolasi..setiap orang/keluarga yang mau jenguk harus menggunakan masker dan pelindung badan khusus. .. Bersentuhan tidak membuat tertular padahal, just info aja sik...

Alih2 ternyata ada yang gratis dari pemerintah obat HIV AIDS nya, tapi gimana kami mau nyari yang gratisan itu sedangkan dikenyataannya kami tercekat biaya rumah sakit yang semakin membesar...Wes gak kepikir yoooo...ya itu walau diera teknologi serba canggih gini, kami malah masih minim informasi.... -_______________-

Dinda menghadapNya

Tiga bulan full dirumah sakit dan Dindapun  menghadap Allah...agar kami tidak lagi mendengar rintihan sakitnya, tangisnya saat nahan nyeri, bicaranya yang sudah meracau kemana2, kulitnya yang dulu putih bersih (bahkan jadi idola dikampus dulu) menjadi hitam legam seperti gosong dan badan hanya tinggal tulang (beratnya tinggal 20 kiloan). Tidak dia tidak ingin menyerah sebenarnya.. Dinda hanya ingin sembuh dan Tuhan mengabulkannya...

 

Hari itu hari jumat..semua berjalan seperti biasa apalagi menyambut wiken... tapi saat jam 2 siang di sms kalau tensinya sudah 60/0...  Astagfirullah..tensi bawahnya nol berarti sudah tidak ada aktifitas...Dinda juga koma..dokter hanya memberikan bantuan selang oksigen dan penambah tensi... Dan kami disuruh ikhlas, karena pihak RS sudah angkat tangan...Saya sudah berfirasat Dinda akan pergi karena itu saya langsung berangkat  walau bisa nyampe lokasi keesokan harinya. Selama  diperjalanan, saya berdoa semoga yang terbaik buat Dinda..kalau bisa sembuh, perjuangkanlah angkat penyakitnya dengan mudah.... kalau memang tidak bisa, berilah yang terbaik buat Dinda...

Pas jam 12 malem dibus, tiba2 ada sms yang mengabarkan kalau Dinda baru saja meninggal..

Yah Dinda...:( 

Yah... Dindapun pergi meninggalkan kami, keluarga, sahabat dan orang2 yang mencintainya :( . Saat pulang dari rumah sakit, Dinda sudah dibungkus kain kafan dan plastik...dan ditaruh dipeti mati... keluarga saja tidak bisa melihat wajahnya... Tidak ada prosesi memandikan mayat, tapi langsung disholati..

Yang aku sedihkan..banyaknya kampanye tentang HIV AIDS tetap aja membuat orang takut... tetangga yang melayat banyak yang datang tapi langsung pulang ga lama...Bisik-bisik tetangga banyak berseliweran ditelinga keluarga... apalagi prosesi kematian yang tidak dimandikan tapi langsung disolatkan dan langsung dikubur menjadi bahan gosip para tetangga dan masyarakat...

Jangankan  tetangga, keluarga aja yang takut ga berani lama-lama tinggal/ melayat disana. Sedih..tapi mau gimana lagi...kenyataan dimasyarakat seperti itu.. 

Masyarakat dan HIV AIDS

Well, tulisan saya ini bukan tulisan berbayar..buat yang sering baca blogku juga tau kalau aku selalu nulis sesuai isi hati bukan karena dibayar atau lomba-lomba yang saya harap menang... silahkan cek arsip blog saya, berapa postingan yang ‘berbayar’ dan ‘ngarep menang lomba’..  Tulisan saya rata-rata amarah kok blak-blakan.. ga suka bacanya? Ya jangan dibaca :D

:v

Saya bikin postingan ini sebagai bentuk kekesalan saya, gak terima dan sedih... Biar masyarakat itu terbuka...bahwa HIV AIDS itu gak menular...jangan dikucilkan, jangan direndahkan!  Semua penyakit itu sudah jalan dari Allah...kita hanya bisa menghindar dan berupaya untuk selalu sehat,.. siapa sih yang gak ingin sehat????

Dan sekaligus ingin membuka mata..walau gerakan macem-macem sudah digalakkan oleh pemerintah dan aktivis2 HIV AIDS untuk sosialisasi ke masyarakat, tapi tetap saja kenyataan yang saya lihat sendiri...masyarakat masih takut, bergunjing dan lebih baik menghindar daripada menular. Nih ya, kalau kamu melakukan berhubungan, ganti2 jarum suntik, transfusi darah dengan penderita aids..itu baru kena...

Lagian kenapa sih suka ngomongin orang, bukannya ngebantuin keluarga yang kesusahan malah digunjingin kiri-kanan. Coba kalau sendirinya kena,...nah  loo...rempong deh loo...:v *masih sebel sama sikap tetangga dan teman sendiri yang segitunya sama keluarga  dan penderita HIV AIDS

Satu yang aku salut, buat RS yang merawat Dinda saat diakhir hayatnya memperbolehkan keluarga untuk mencicil kekurangan biaya 18 juta yang masih diangsur (entah sampai kapan, yang pasti saat nulis postingan ini keluarga masih membayar cicilan). 

Tanggal 13 April 2013 ini adalah peringatan 100 hari meninggalnya Dinda, saya selalu mendoakan semoga damai disana bersamaNya.. istirahat yang tenang Dinda..love you, Sista...*smooch

Pertanyaannya, kalau kamu sendiri yang kena HIV AIDS, ikhlas gak?? ikhlas itu sulit loohh bro sist...

*sudah lama g mejeng diblog sendiri....boleh kan :p*

Related Posts

39 komentar

  1. kasihan dinda..
    banyak dari kita yang memang inginnya membicarakan saja tapi nggak mau bantu.

    saudaraku ada yang kena TBC akut, sampai kena tulang belakang malah. alhamdulillah, berkat rumah sakit dan ibunya yang tlaten ngerawat, sekarang dah mulai menuju sembuh. TBC kan juga banyak yang masih takut deket-deket. waktu dia berkunjung ke rumah, aku tanya ke mertua cara jaga-jaganya. mertua yang perawat ngasih cara-caranya. alhadulillah, kitanya yang dirumah jadi nyaman-nyaman aja tuh dikunjungi dia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga cepat sembuh ya mba..iya bagaimanapun tetap keluarga nomer satu :")

      Hapus
  2. Rasa takut dan khawatir muncul disebabkan ketidaktahuan. Kita tak pernah merasa takut pada hal yg benar-benar mengenalnya. Begitu pula saya rasa dengan HIV/AIDS.

    Baca tulisan ini, sungguh menyayat hati seakan ikut merasakan kemarahan echa. Bisa sangat difahami. Juga dapat berempati bagaimana menderitanya Dinda. Selamat jalan Dinda, semoga sakitmu di dunia meringankan beban di kehidupan sana. Semoga damai, Dinda.

    Terima kasih echa telah menyuarakan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kang ternyata di era teknologi serba canggih ini saya malah kurang informasi... :"(
      andai lebih cepat diobati.. mungkin Dinda masi sama kami sekarang

      Hapus
  3. waktu si mas lagi di rawat di RS. Di kamar sebelah katanya pasien HIV/AIDS. Pas kebetulan lagi di toilet pengunjung, sekumpulan CS (Cleaning Services) lagi asik gosipin dan males untuk beresin kamarnya. Yg bikin aku sebel, itu kan RS, moso CSnya ndak dikasih info gitu!!

    Baca ceritanya Mbak Echa bikin mewek. Smoga Mbak Dinda damai di sana. Aamiin :)

    BalasHapus
  4. Sekarang aku jg lagi bersama dngn ODHA sist .. :(
    keluarga slalu berusaha support, tapi ya emng masih tetep belajar ikhlas menerima kenyataan yang emang pediihh banget ,,, mohon doanya ya sist, moga kluargaku kuat ngadepin cobaan ,,, buat Dinda, smoga amal ibadahnya diterima Alloh Swt, aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. semangat mba, dihibur aja, bikin kenangan baru supaya dia lupa bahwa dia odha, minum teratur arv nya
      satu satunya jalan biar dia bisa move on ya dengan membuat kenangan baru

      Hapus
    2. semangat mba, dihibur aja, bikin kenangan baru supaya dia lupa bahwa dia odha, minum teratur arv nya
      satu satunya jalan biar dia bisa move on ya dengan membuat kenangan baru

      Hapus
    3. semangat mba, dihibur aja, bikin kenangan baru supaya dia lupa bahwa dia odha, minum teratur arv nya
      satu satunya jalan biar dia bisa move on ya dengan membuat kenangan baru

      Hapus
  5. Semangat Fitri pinuji...!
    Cobaan sebagai manusia memang selalu ada, nah pintar-pintarnya kita menghargai hidup ini dan mensuport org yang tidak seberuntung kita. Semoga stigma negatif mengenai penyakit apapun itu nantinya bisa berkurang. harus ada upaya promotif dan preventif baik dari akademisi, pemerintah dan pastinya praktisi medis.

    BalasHapus
  6. keluargaku juga ngalamin,q jadi takut sama tetangga,q harus gimana...

    BalasHapus
  7. keluargaku juga ngalamin,q jadi takut sama tetangga,aq harus gimana?

    BalasHapus
  8. Aku sudah punya contoh nyata Mbak, temen sekampus. Awalnya dirahasiakan, terus kebongkar. Sedihnya, temen satu angkatan langsung ngucilin dia. Aku sebel ama sikap temen-temenku yang udik itu. Katanya modern dan berpendidikan? Kok pikirannya sempit begitu?

    BalasHapus
  9. Kebayang mb kalo aku di posisi dinda atau di posisi mba echa.. ini berat tp kenyataan mmg begitu. Byk masyarakat belum teredukasi dgn baik.. :(
    Turut mendoakan almh. Dinda semoga selalu berbahagia disana..

    BalasHapus
  10. Mungkin karena penyakit Aids ini identik dengan penyakit yang disebabkan suka "jajan" sembarangan. Makannya orang jadi lihatnya negatif.
    Padahal kita bisa kena Aids meski tanpa "jajan" sembarangan. Bisa aja karena tertular orang lain.

    Semoga saja kita dijauhkan dari hal2 seperti itu :)

    BalasHapus
  11. Ikut berduka, moga saudaranya diterima amal ibadahnya,aamiin.

    Aku belum pernah sih kenal orang dengan HIV, meski gak akan pernah mengucilkan. Karena, seperti mak Echa bilang, siapa yg tahu apa yang bakal menimpa kita suatu hari nanti, namanya orang hidup bisa aja beresiko. Mungkin dg jarum suntik, meski bukan pengguna narkoba. Dulu tiap kali donor darah, aku suka rewel loh mbak sama perawatnya, tanya2 apa jarumnya itu baru, trus malah ngobrol banyak. Memang kudu lebih banyak memberi pencerahan pada masyarakat ya tentang HIV ini.

    BalasHapus
  12. Klo yg ini aku tahu bukan postingan buzzer makanya aku baca😊turut berduka cita, Dinda sdh damai disana

    BalasHapus
  13. hiks, saya pun gak tau mak apa bisa berbuat adil saat bertemu seorang penderita AIDS padahl mungkin sy punya pengetahuan yg baik ttg penyakit itu...
    ikut berduka ttg Dinda..
    semoga kita semua sehat...

    BalasHapus
  14. Banyak orang yang masih menilai HIV AIDS sebagai penyakit karma dan aib makanya penderitanya malah dikucilkan. Padahal support masyarakat penting biar penderita merasa ngga sendiri menghadapi sakitnya. Al Fatihah buat Dinda ya...

    BalasHapus
  15. Turut berduka mbak. Ikhlash itu ilmu tingkat tinggi. Apalgi kalau cobaannya seberat itu. Smoga sakitnya jd peluruh dosa. Beruntung keluarga solid ya mbak ngadepinnnya. Kalau ujian kayak gini kadang ada jg dr keluarga yg beda persepsi. Justru mkn berat ngadepinnya. Dinda kembali ke tempat yg lbh baik baginya

    BalasHapus
  16. Turut berduka mbak. Ikhlash itu ilmu tingkat tinggi. Apalgi kalau cobaannya seberat itu. Smoga sakitnya jd peluruh dosa. Beruntung keluarga solid ya mbak ngadepinnnya. Kalau ujian kayak gini kadang ada jg dr keluarga yg beda persepsi. Justru mkn berat ngadepinnya. Dinda kembali ke tempat yg lbh baik baginya

    BalasHapus
  17. iya mak ca, bnyak yg blm kenal betul dg hiv aids. informasi yg mereka dpet jg paling stengah2, soalnya fokus tontonan mereka mungkin hanya sinetron ini dan gosip itu,..

    dinda, smoga amal ibadahmu di terima di sisi Allah Swt. amin

    BalasHapus
  18. Semoga pemerintah makin gencar penyuluhan ke masyarakat, gimana menghadapi org yg mengidap AIDS, biar engga terkucilkan lagi...mirisnya ak masih aja dgr org pas udah denger mengenai aids langsung nyerocos "rasain tuh makannya jangan jajan aja hobinya" ak yg cuma bisa elus dada aja ma org kek gitu nanggepinnya :(

    BalasHapus
  19. Aku termasuk yang ngeri pas lihat OHDA di RS, tp ternyata tidak menular ya? Im not educated well tyt. Makasih sharingnya Mak...

    BalasHapus
  20. Ikut berduka cita, semoga semakin banyak orang yang peduli dengan ODHA

    BalasHapus
  21. Saya kenal dengan pasien ODHA dan memang tidak menular plus kita seharusnya bisa membantu menghiburnya dan menerimanya dengan senang tnp mengucilkannya. Semoga pikiran sempit mereka bisa segera menjadi lapang ya mak Echa. Turut berduka ya mak dan semoga Dinda lebih tenang sekarang. Aamiin

    BalasHapus
  22. Turut bduka cita ya Cha.. dan tampaknya aku pun masih kurang info ttg aids ini. Yg aku tau klo bersentuhan ga nular, tp klo share alat makan bs ya.. iya bener, masyarakat harus lebih diedukasi lagi dan seharusnya orang2 lebih diasah ya empatinya. Thc ush ngingetin let tulisan ini cha..

    BalasHapus
  23. iya mak, benar mak..
    mungkin bila perlu,, malah justru orang yang sedang sakit jangan dekat2 dengan penderita, karena malah akan menyerang si penderita.. cmiiw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah.... Bersentuhan ngobrol tidak membuat orang ken hiv aids :))))

      Hapus
  24. Turut berduka yah Cha.. Al fatihah buat Dinda :(

    BalasHapus
  25. turut berduka cita ya mbk semoga Dinda mendapatkan tempat yang terbaim di sisi-Nya.

    BalasHapus
  26. turut berduka cita, mba echa. semoga Dinda diterima amal ibadahnya. aamiin.

    BalasHapus
  27. Sedih bacanya. Saya juga kenal beberapa teman yg kena HIV AIDS. Stigma masyarakat ttg penyakit ini memang harus dikuatkan agar tidak salah informasi ya mba

    BalasHapus
  28. Saya didiagnosa positive HIV dan sudah masuk stadium AIDS, disertai infeksi opportunisnik pneumonia (infeksi paru2 akut) Augustus kemaren. Sontak semua hidup saya berubah, istri (atas perintah Ibu Mertua) meninggal kan saya dan membawa anak saya yg masih 2 tahun. Alhamdulillah, setelah melakukan med-check mereka tidak tertular. Akhirnya saya dirawat kakak dan orang tua saya. Padahal istri saya adalah dokter dan Bapak Mertua saya juga dokter, bahkan professor, tapi mmg stigma HIV/AIDS sebagai penyakit kutukan masih ada bahkan dikalangan terdidik sekalipun.
    Setelah dirawat 2 bulan di RS dan dibantu asuransi BPJS, dgn dukungan semangat dari orang tua dan kakak/adik, saya berhasil melewati phase crisis dan masuk fase pemulihan utk meningkatkan CD4 dalam tubuh.
    Meskipun saat ini saya harus terpisah dgn anak satu2nya, tapi saya tetap semangat utk terus berobat agar saya bisa masih bisa bertahan hidup untuk anak saya selama mungkin.
    Terima kasih artikelnya Mbak, dan mari kampanye kan jangan jauhi ODHA... Semangat dari anda adalah nyawa bagi kami

    BalasHapus
  29. Saya HIV positif dengan CD4 yang sudah sangat rendah (cuman sisa 20). Plus TB pula. Tapi saya tetap ikhlas dan bersyukur kepada Tuhan. Saya percaya, ini sudah jalan yang Tuhan rencanakan untuk saya. Termasuk urusan hidup dan mati, itu urusan Dia.
    Yang jelas saya sangat berharap lebih banyak lagi orang orang berpikiran terbuka spt mbak ini. Yang tidak mendiskriminasi kan kami para ODHA ini

    BalasHapus

Posting Komentar