Pola Asuh Kurang Tepat Berpengaruh pada Anak Saat Tumbuh Dewasa

29 komentar


Orangtua seringkali tidak sadar ketika mengekspresikan rasa sayang dengan cara yang salah. Terkadang pola asuh yang diterapkan juga tidak tepat. Ambisi untuk membuat anak sukses dan bahagia di masa mendatang, seringkali jadi jebakan buat orangtua. 


Cara-cara kurang tepat pun sering dilakukan ketika mengasuh anak. Padahal cara-cara ini justru berpengaruh dan berdampak negatif terhadap kehidupan anak-anak saat mereka dewasa.

Apa saja sih pola asuh anak yang kurang tepat yang berakibat pada kehidupan mereka ketika dewasa nanti? Mereferensi dari artikel yang dilansir harapanrakyat.com, berikut pola asuh anak yang harus dihindari oleh para orangtua:

Menyembunyikan Rasa Sayang

Ada orang tua yang kurang mengekpresikan rasa sayangnya pada anak-anak mereka. Anak-anak jadi tidak bisa merasakan cinta orangtua mereka. Harga diri seorang anak akan terluka saat melihat orangtua temannya mengekspresikan rasa sayangnya, sementara orangtuanya sendiri jarang atau bahkan tidak melakukannya sama sekali.

Hal ini akan membuat anak-anak berpikir, mereka tidak dicintai dan bahkan tidak diinginkan. Mereka jadi terbiasa membenci diri sendiri. Perasaan itu akan tertanam di otak mereka. Ketika mereka dewasa mereka selalu merasa tidak sempurna.

Akibatnya mereka berusaha untuk selalu memperbaiki diri agar bisa merasa dicintai. Namun terkadang caranya tidak selalu dilakukan dengan cara-cara yang positif. Seringkali kita mendengar ada yang melakukan operasi plastik agar bisa terlihat lebih cantik di mata orang lain. Atau sekedar ingin merasa dicintai dan diterima oleh semua orang.

Mengendalikan Anak dengan Cara Berlebihan

Bagi orangtua, anak-anak selalu jadi anak kecil di matanya. Kadang kala ada orangtua lupa kalau anak-anaknya sudah tumbuh dewasa sehingga masih mencoba mengatur dan mengendalikannya.

Padahal jika anak-anak terus dikendalikan, maka secara emosional dia akan mempunyai masalah dengan hubungan mereka. Anak-anak akan berpikir setiap orang berputar di sekitar mereka, akibatnya dia susah membangun hubungan yang sehat lantaran mereka tak mampu membuat keputusan sendiri.

Satu hal yang menakutkan dari suka mengendalikan anak secara berlebihan adalah, ketika dewasa mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, hal ini tentu akan menimbulkan konflik dengan orang-orang di sekitarnya.

Tidak Dididik untuk Ambil Keputusan Sendiri


Orangtua terbiasa membuat keputusan yang dirasa baik untuk anak-anaknya. Padahal ada kalanya anak-anak harus dibiarkan untuk membuat keputusan sendiri. Ketika orang tua terus membuat keputusan untuk anak-anak, maka secara tidak sadar orangtua sedang membuat anaknya tak bisa mandiri.

Anak-anak harusnya diberi kesempatan untuk menentukan pilihan sendiri, hal ini tentu harus disesuaikan dengan usia mereka. Jika terus-terusan disetir, maka saat dewasa, anak-anak tidak bisa memutuskan apa yang terbaik untuk mereka. Mereka akan selalu butuh orang lain untuk membantunya keluar dari masalah.

Sering Mendebat Anak

Seorang anak yang memiliki keinginan sendiri dan sedang mengungkapkan sesuatu, sebagai orangtua jangan pernah mendebatnya. Jika terus didebat mereka akan berpikir mereka salah. Bahkan di otaknya akan selalu tertanam bahwa mereka yang selalu salah.

Karena perasaan tersebut sudah tertanam di otak, ketika beranjak dewasa, mereka akan menghindari konflik dan terkadang bersikap pengecut dengan melecehkan orang lain, akibat tidak mau disalahkan. Parahnya, mereka sadar perilakunya buruk, namun tetap mengulanginya dengan maksud merasa lebih baik.

Menuntut Anak dengan Sesuatu yang Tidak Mungkin

Sebagai anak-anak, mereka selalu mempercayai orang dewasa, terutama tentu saja orangtua. Mereka terkadang berusaha dengan keras melakukan semua yang dituntut orangtua untuk sekedar menyenangkan orangtua. Jika gagal, mereka akan berpikir bahwa mereka tidak pantas dicintai.

Padahal tidak mungkin seseorang akan selalu sukses, ada kalanya mengalami kegagalan. Sehingga ketika seorang anak dituntut untuk selalu sukses dan ketika dewasa mereka gagal, hidupnya akan tertekan dan tidak bahagia.

Tidak Cukup Perhatian pada Anak


Selanjutnya pola asuh yang kurang tepat yang bisa mempengaruhi anak saat dewasa adalah, kurangnya perhatian dari orangtua, terutama dari seorang ayah. Padahal keberanian seorang anak tergantung dari sikap ayahnya pada mereka.

Jika anak-anak dibiasakan tanpa perhatian yang cukup, seorang anak laki-laki akan meniru perilaku ayahnya yang cuek terhadap anak. Sementara seorang anak perempuan akan mengalami kesulitan saat memiliki hubungan dengan seseorang.

Perempuan yang masa kecilnya tidak dapat perhatian dari seorang ayah akan berusaha mencari seseorang yang mirip dengan ayahnya, mereka mendambakan hubungan bahagia, namun selalu curiga dan tidak percaya pada laki-laki.

Meremehkan Perasaan Anak

Anak-anak sering marah karena sesuatu yang orang dewasa menganggapnya konyol, lantaran dianggap konyol tersebut, terkadang orangtua meremehkan perasaan mereka dengan kata-kata yang membuat mereka harus menahan perasaannya.

Kalimat seperti, ‘anak-laki-laki dilarang menangis,’ atau ‘jangan menangis!’ merupakan perintah keras dan sebenarnya tidak boleh digunakan pada anak-anak.

Ketika dewasa, anak-anak yang diajarkan untuk menyembunyikan perasaan mereka menjadi tak terbiasa membagi emosinya. Sering kali mereka menahannya, untuk kemudian suatu hari meledak karena tekanan emosi yang kuat. Akibatnya anak yang selalu diremehkan akan tumbuh menjadi pribadi yang temperamen.

Nah, itulah pola asuh anak yang harus dihindari oleh orangtua agar anak-anak tumbuh dewasa dengan baik. Bagaimana dengan Anda?

Related Posts

29 komentar

  1. Huwooo, ini reminder banget buatku, Maaak
    Makasii makasiiii
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  2. Emang banyak banget ya PR kita buat anak-anak..aku sendiri juga sedang berusaha menerapkan semua yang mak imut sebutkan diatas..semoga selalu diberi kesabaran dalam mendidik anak.anak yess...

    BalasHapus
  3. Beneran terbukti sih..anak yang diajarkan untuk menyembunyikan perasaan jadi ga terbiasa membagi emosi. Sering kali mereka menahan, sampai suatu hari meledak karena tekanan emosi yang kuat, anak yang selalu diremehkan akan tumbuh menjadi pribadi yang temperamental...dan orang ku kenal dekat seperti itu. Reminding nih buatku!

    BalasHapus
  4. Anak-anak memang sebaiknya dididik untuk menjadi diri mereka sendiri dan merasa nyaman dengan keluarganya. Anak yang berkelimpahan kasih sayang biasanya juga akan mempraktekkan hal yang sama ke orang lain ketika dewasa. Memang ya, PR banget nih untuk mendidik anak agar ada di jalur lurus. Jadi orang tua memang seperti sekolah yang tidak pernah ada hentinya.

    BalasHapus
  5. Wah bener banget nih Mbak, kalau sampai salah pola asuh ini bisa berakibat pada anak

    BalasHapus
  6. Mendukung anak itu juga merupakan salah satu alasan yang bisa membuat anak semangat

    BalasHapus
  7. Sering berdebat dengan anak itu memang tidak diperbolehkan ya sebenarnya

    BalasHapus
  8. Banyak juga ya yang harus dilakukan oleh seorang orangtua hehe

    BalasHapus
  9. Wah bener banget nih Mbak, terima kasih atas tipsnya. Bisa dicoba nih hehe

    BalasHapus
  10. kalau akuh, ekpresif banget mengungkapkan rasa sayang sama anak, eh sama ponakan ding, hihihihi.... Tapi aku justru tertutup mengungkapkan perasaanku sendiri atas apa yang kurasakan terhadap sesuatu....wkwkwkkw #Syurhat

    BalasHapus
  11. Mbae, selamat. Anda telah membuatku tertohok dengan setiap poinnya.
    Terutama bagian menunjukkan rasa sayang. Aku karena orangnya cuek, jd bingung.
    Karena 2 anakku bahasa kasihnya tuh harus disayang2 dan disentuh. Peer banget buat aku. Huhuhu.

    Kalau cuma bentar2 aku bisa, tp kalau too much aku langsung gliyeng 😅 sungguh aneh

    BalasHapus
  12. Saya nih masih suka memutuskan sesuatu buat anak-anak, akhirnya kalau saya tanya anak-anak mau apa/pilih yang mana, mereka bilang terserah mama. Sekarang sedang berusaha untuk menahan diri dan membiarkan anak-anak yang memutuskan

    BalasHapus
  13. Kalau baca post parenting gini berasa langsung kesamber sebagai emak-emak. Seringkali saya egois nuntut anak harus ini itu ngikutin maunya kita hiks. Tfs ya mak echaaaa 😘

    BalasHapus
  14. Namanya orang tua kadang over protective ya yang kadang salah caranya. Sayang sih boleh aja tapi harus ada batasan juga sambil ngajarin mereka mandiri.
    Mengajarkan anak ambil keputusan lewat cara2 sederhana bisa ngajarin mereka nanti besarnya tau apa yg dimau

    BalasHapus
  15. Aku dulu tuh susah ekspresikan rasa sayang. Tapi punya anak makin bisa ekspresikan rasa saya g ke anak

    BalasHapus
  16. Mash blm konsisten hikhiks kadang meremehkan perasaan anak niat biar dia kuat , ga cengeng...dan sy termasuk yg kurang pandai mengekspresikan sayang k anak dgn kata2 n pelukan tp lbh k mencukupi kebutuhannya dan ngasih nasehat krn dididik spt itu

    BalasHapus
  17. Padahal orang tua terutama ibu itu sebagai tonggak keberhasilan tumbuh kembang anaknya kalau kata dokter anak. Tapi emang aku setuju banget sih karena bagaimanapun pola asuh yang baik dari kita akan mempengaruhi si anak sendiri terutama di lingkungan rumah.

    BalasHapus
  18. Meremehkan perasaan anak itu yang kadang aku suka lupa. Soalnya sabagai orang tua kadang sakingbounya ekspektasi tinggi, suka abai dengan perasaan anak sendiri yang sebenernya masih butuh banyak diperhatikan.noted mbak. Thanks for sharing ya

    BalasHapus
  19. Oooo mendebat dengan maksud melatih kreativitas berpikirnya juga ga boleh kah mak?

    BalasHapus
  20. Kadang karena saking sayangnya ga sengaja kita malah melakukan kesalahan ya... Memang jadi orang orang tua itu tidak gampang...

    BalasHapus
  21. Huhuhu aku merasa mak jleb, karena telah melakukan beberapa hal di atas

    BalasHapus
  22. Ada emang ortu yg malu mengekspresikan sayang ya. Padahal anak sangat suka bila ortu menyamoaikan rasa sayangnya baik dgn ucapan atau pelukan. Anakku ky gt soalnya suka minta dipeluk, dicium padahal yo udah gede kls 3 SD.

    BalasHapus
  23. Ini kadang jadi pe-er bnget hiks suka lupa kalau lagi anak2 ngambek,, tapi alhamdulillah sekarang mAh bisa d rem Dan lbih mengikuti kinginan mereka

    BalasHapus
  24. Awalnya ya ku gak tau gimana caranya jadi orangtua, mau kayak apa cara komunikasi dan pola asuhnya, semua serba lesson learn

    BalasHapus
  25. Iya banget. Apa pun yang kita lakukan ke anak, ngaruh banget ke mereka hingga mereka gede. Aku ngelihat banget hal ini di 2 anak ABG.

    BalasHapus
  26. Iya sih orang tua sering menganggap anaknya belum cukup dewasa untuk segala hal. Aku hati-hati banget nih tiap kali meminta mereka ngambil keputusan, terutama tentang sekolahnya. Nggak mau menekan, tapi juga enggak mau mereka ngambil keputusan yang salah

    BalasHapus
  27. sore tadi sempat diingatkan suami soal pengakuan kasih sayang, anak pertama sepertinya butuh ekspresi kasih sayan terutama dari aku. dipikir2 jadi merasa bersalah sama anak pertama

    BalasHapus
  28. Yang paling aku hindari itu memang berkata-kata, kak..
    Seringkali keceplosan karena wiring pengasuhan atau karena innerchild yang belum beres.

    Kak Echa,
    Aku request tulisan mengenai inner child doonk...
    Uda pernah belum?

    BalasHapus
  29. Noted Mba Echa. Reminder banget deh nih, kadang suka kelepasan gitu deh, memikirkan yang terbaik buat kita belum tentu terbaik untuk anak-anak ya.

    BalasHapus

Posting Komentar