Pertama Kali Dapat Zakat Fitrah

1 komentar
Pertama Kali Dapat Zakat Fitrah

"Cha, saya mau ngasih zakat fitrah ya buat kamu. Mohon jangan tersinggung ya".

Awalnya saya jujur kaget. Karena pertama kalinya memang saya mendapat zakat fitrah. Terus saya berpikir, apa karena saya sakit ya? Terus di tengah kebingungan saya, saya gugling lagi siapa saja orang yang berhak mendapat zakat fitrah. Ya maaf bukannya ga mau buka terjemahan Al Quran, biar sayanya juga sadar gitu apa saya memang berhak mendapat zakat fitrah.

Karena kalau lihat tetangga sekitar, sebenarnya banyak yang lebih berhak mendapat zakat fitrah menurut saya. Walau kalau saya sendiri perhatikan, uang jajan anaknya saja 10 ribu 1 anak. Sedangkan saya 10 ribu buat tiga anak. Entahlah saya juga jadi rancu pemikirannya apakah saya memang berhak mendapat zakat fitrah itu.

Tapi akhirnya saya terima dan mengucapkan terima kasih memang. Jujur, buat saya lumayan buat ongkos wira-wiri ke kota terdekat berobat. Kebetulan dokter onkologi memang tidak ada di desa saya, jadi dirujuk. Perjalanan ke kota tersebut 4 jam jadi PP dah 8 jam sendiri, sayangnya saya tidak bisa naik bis jadi tidak bisa ngirit. Padahal kalau bisa jalan saya pasti bisa mangkas besar biaya transportasi.

Selama berobat PP ke kota sebelah seminggu dua kali saya menyewa mobil dan tentu bensin. Ongkos itu saja sama supir tentu sudah 450 ribu sendiri. Belum biaya makan dan jajan anak kalau semua pada ikut jalan-jalan padahal lagi berobat dan menunggu lama di rumah sakit. Ya kebayang capeknya saya 4 bulan terakhir hanya untuk sembuh. Fyuhhhh.

Terus setelah lihat-lihat, ternyata ada 8 golongan orang yang berhak menerima zakat:

1. Fakir ialah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit
2. Miskin, orang punya harta tapi sedikit tidak lebih
3. Amil, orang yang mengurus zakat
4. Mu'allaf, orang yang baru masuk Islam 
5. Riqab, orang yang memerdekakan budak
6. Gharim, orang yang punya hutang
7. Fi Sabilillah, pejuang dakwah di jalan Allah
8. Ibnu Sabil, orang yang musafir di tanah rantau

Kalau melihat kondisi saya sekarang yang sedang sakit, saya mungkin masuk di kategori miskin dan gharim kayaknya ya. Karena tidak ada orang sakit dapat zakat fitrah sebenarnya. Ya ampun, saya g boleh denial.  Ternyata saya masuk orang miskin sekarang?.  Suatu posisi yang belum pernah saya bayangin sebelumnya. 

Terus saya jadi berpikir panjang, dulu memang saya berkecukupan apapun ada. Rumah gede,  mobil ada, pekerjaan suami mapan dll. Jadi blogger dulu cuma hobi gt.  Trus kami hijrah keluar dari sangkar riba dan ingin hidup tenang.  Iya itu awalnya ingin dekat sama Allah.  

Tapi ternyata Allah memang yang maha membolak-balikkan hati dan keadaan. Saya sakit,  papih pensiun dini. Dan semua terasa cepat berbalik. Saya pun mulai terengah-engah dengan pekerjaan yang sebenarnya saya sudahh tidak sanggup. Bahkan saya bilang tidak sanggup kalau hidup di Jakarta dengan gaji 10 juta saat itu hanya dari saya. Gak bisa. Makanya saya akhirnya pindah,  walau menjadi keluarga yang lebih besar anggota di rumah. 

Kalau boleh bilang, sebenarnya saya sudah capek. Lagi sakit, saya harus mengetik ditlen. Lagi nyeri, saya harus bisa bikin gambar bagus. Lagi kesakitan nangis, saya harus bisa bikin video dengan suara yang ceria. Tapi ya selama ini memang saya lakukan saja, apalagi melihat saya yang menjadi tulang punggung keluarga besar di sini.

Kalau dulu misalnya 10 juta penghasilan cukup buat entertain karena suami yang menjadi penghasilan utama tidak utak-atik penghasilan saya. Sekarang kan berbeda, saluran uangnya hanya dari saya. Walau sudah berusaha survive di desa, tetap saja tidak cukup apalagi mengingat anak-anak juga butuh biaya banyak sekolah. Tapi waktu itu saya masih sangguplah, secara di desa spp cuma 200 ribu beda jauh sama spp dulu yang 1 anak minimal sejuta.

Tapi jedeeeeer, saya sakit dari Oktober 2022 hingga saat ini yang membuat saya tidak atau kurang berdaya. Dan kebetulan yang menjadi tempat penghasilan utama saya efisiensi dana. Ya mungkin  semua startup mengalami hal yang sama ya. Jadi ya sesuatu memang, efisiensi yang drastis.... Kebayang dulunya juta-jutaan sekarang ratusan ribu saja. Untuk bayar Spp anak saja sudah tidak cukup.

Ya rada nyesel seh, kenapa saat gaji gede dulu saya tidak menyimpan uang dengan baik. Tapi sebenarnya saya juga tidak beli macam-macam. Kebanyakan memang untuk makan, biaya sekolah dan rumah tangga saja. Tidak ada yang aneh-aneh.

Iya, pertama kali saya dapat zakat fitrah. Saya berterima kasih pada semua teman-teman perhatiannya selama ini. Selalu memberi semangat. Walau sebenarnya sekarang keadaan saya itu sudah pasrah. Makasih banyak yaaaaa. Tapi sebenarnya saya merasa diperhatikan juga, karena ternyata merasakan senangnya diperhatikan. Berbagi dengan terdekat walau jujur jarak yang jauh.

Kalau dulu, saya berdoa semoga Allah sembuhkan dan sehatkan saya kembali. Kalau sekarang saya berdoa, semoga Allah memberi saya yang terbaik. Kalau memang Allah berkehendak saya sehat, maka sehatkan pulihakn cepat. Karena sakit ini membawa banyak lini hidup saya dan keluarga berubah. Terutama anak-anak, mereka terlihat nilainya turun. Sangat. :(((((((((((((((((. Dan saya benci diri saya yang tidak bisa menemani belajar mereka lagi karena terbatas.

Tapi kalau Allah memang tidak memberikan saya sehat kembali, tolong jangan lama-lama. Rasanya jadi benalu di keluarga tidak bisa melakukan apa-apa itu sedih. Mau minum aja saya minta tolong anak-anak. Sedih banget!.

Sekarang juga sudah bukan saatnya lagi bertanya kenapa kenapa kenapa why me why me. Tapi sekarang saya selalu berusaha berprasangka baik sama Allah dan selalu berusaha ikhlas. Memang tweet saya kadang ceria kadang sedih, karena jujur menyembunyikan hati itu sulit tapi saya tidak ingin toksik jadi sisi ceria selalu diperlihatkan.

Ah, saya memang harus bersabar. Dan alhamdulillah bersyukur, saya juga punya suami yang selalu mendukung, anak-anak yang selalu membantu dan menurut. MasyaAllah buat apa saya berkeluh kesah lagi. Iya, memang ini salah satu perjalanan hidup ya. Saya sampe bingung mau nulis apa lagi. Yang pasti, terima kasih selalu menjadi pembaca dan teman-teman yang pernah mengisi hati saya selama ini.

Mohon maaf lahir batin, maaf kalau saya ada salah kata selama menullis blog atau berinteraksi. Karena semua kebaikan di blog karena Allah semata dan bila salah dari saya pribadi. Semoga Allah membalas kebaikan semua. Maaf ya buat semuanya.

InsyaAllah saya selalu semangat dan berusaha yang terbaik buat saya dan keluarga. InsyaAllah surga surga surga yang saya harapkan setelah hidup nanti. Semoga yang terbaik bagi kesehatan saya, semoga kelancaran sehat rejeki berkah buat keluarga saya dan semoga semua selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Karena sekarang saya hanya bisa minta sama Allah yang terbaik. Semoga saya juga bisa menjadi orang yang memberi lagi seperti dulu bukan yang menerima :"). Semoga ada umur. 

Sekali lagi maafkan lagi batin ya :"). Maaf kalau saya ada-ada salah.

Gusti Allah mboten sare. Ada pelangi setelah hujan. Insyaallah surga menanti. Semangat Echa!

Related Posts

1 komentar

  1. Mba echa.. Aku nangis baca postingannya. Semoga Allah memberikan yg terbaik utk mba Echa sekeluarga. Mba Echa hebat. Di tengah sakit masih bisa berkarya dan menginspirasi. Tetap semangat walaupun rasanya sulit ya mba 🤗🤗

    BalasHapus