Ketika Blog Adalah Warisan

14 komentar
Ketika blog adalah warisan. Tidak, saya lagi tidak membicarakan sosok Afi yang hits dengan viral warisan-nya. Saya dari dulu cuma penulis blog biasa yang suka bercerita sehari-hari. Dan kali ini saya ingin cerita tentang kelanjutan blog saya kedepannya. Apa jadinya blog ini kalau saya sudah meninggal? 


Saya tahu setiap manusia pasti akan menemui ajalnya dan buat penulis blog yang disebut blogger seperti saya, tulisan-tulisan akan tetap ada di internet dan di blog. Tulisan cerita saya yang mungkin bisa diambil plus minusnya bisa bermanfaat buat orang banyak. Makanya kenapa di blog ini, walau sebel pun saya berusaha banget tidak menulis kebencian apalagi sampai memprovokasi orang lain. Gak papa dibilang gak kritis, yang penting tapi saya tetap jadi diri sendiri yang penuh cinta seperti biasa*HUACHIIING.

Dulu, saya pernah bertanya sama almarhumah mba Yuni (Tri Wahyuni Zuhri) kenapa kok blognya yang semula sudah jadi dotcom diubah lagi jadi blogspotdotcom. Untuk saya yang menjadikan blog sebagai mata pencaharian pasti rugilah ya. Secara tahu sendiri sekarang kalau cari agency atau brand cari blog itu yang kece yang viewnya banyak, yang dotcom, yang DA PA tinggi, yang ini dan yang itu. Bahkan banyak yang bilang, "Mau dapat penghasilan dari blog ikut aruslah. Bikin dot com" atau "Ini reviewnya cuma buat yang dot com TLD ya dengan DA bla bla bla". Looks familiar? Congrats! Kamu sudah masuk ranah blogger pencari job eh uang maksudnya *salaman.

Gpp, itu hal wajar kok. Sekarang blog bisa jadi pekerjaan untuk menyambung hidup sehari-hari bahkan banyak blogger yang bisa berkesempatan ke sana ke sini berkah menulis blog. Belum lagi kalau menang lomba, hadiahnya macem-macem kan^^. Maraknya dunia blogging dengan macam-macam kreatifitas saat ini memang tidak pernah saya bayangkan bertahun-tahun lalu. Tapi nyatanya itu yang membuat saya tetap memilih jadi blogger sampai sekarang. Entahlah, ngeblog nulis itu seperti jadi bagian yang tak terpisahkan buat saya pribadi. Walau hanya bisa nulis di malam hari, saya tetap jalani karena saya suka dan menikmati. Yahhh ini intermezzo dikitlah tentang blog ;v.

Kembali lagi ke cerita ketika blog adalah warisan. Blog ini adalah hadiah dari almarhum Dek miftah www.miftahgeek.com. Blog saya yang semula echaimutenan.blogspot.com menjadi www.echaimutenan.com karena hadiah domain dari Dek Miftah karena dia lihat saya jadi tambah sehat kalau menulis alasannya. 


Saya cuma beli domain saja tidak beli hosting. Karena buat saya cukup dengan domain saja sampai sekarang dan tidak ada niatan untuk mengubahnya sedikitpun. Selama 6 tahun ini, biaya perpanjangan blog juga dibayar sama Dek Miftah. Saya sama sekali belum pernah bayar karena saat ditanya berapa perpanjangan blog Dek Miftah pasti bilang, " Udah gak usah aku aja mbak e". Huhuhu... Karena itulah saya tidak pernah mengurus dashboardlah CPANELlah di penyedia domain, karena memang gak pernah nanya dan gak tahu. Semua diurus Dek Miftah. Terima kasih ya, Bro! Alfatihah....

Baca kenangan saya tentang Dek Miftah :  

Dan baru-baru ini saya cek di whois blog mau expired. Mau tidak mau saya segera menghubungi jasa provider domain (kebetulan pakai Qwords). Saya tanya bagaimana agar bisa punya dashboard CPANEL sendiri untuk blog ini dan semua email perihal billing, layanan dll dialihkan ke email saya semua (termasuk blog Dek Miftah). Dengan kata lain, saya mau migrasi.

Saya pikir gampang untuk melakukan hal itu. Ternyata saya salah. DOEEEENGGGGG!

Ternyata, mengambil dashboard blog CPANEL dan mengubah semua email perihal BLOG SAYA SENDIRI tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah surat pernyataan ahli waris yang memberi kuasa saya untuk mengambil dashboard CPANEL blog saya dari yang semula Dek Miftah yang pegang. 

Seperti ini syarat-syarat yang diminta :

Kasus Khusus : Pelanggan meninggal dunia 
Ini saya kopas langsung dari web penyedia hosting yaaa...
  1. Menyertakan surat keterangan kematian dan juga surat kuasa dari ahli waris.
  2. Menyertakan bukti kerjasama, atau bukti terkait pembelian layanan hosting
  3. Tim akan melakukan verifikasi selama 14 hari kerja
  4. Tim (jika menyetujui perpindahan) akan menagihkan biaya perpanjangan layanan terlebih dahulu kepada user baru.
  5. Setelah user baru membayar, barulah perpindahan dapat dilakukan.
 
OMG...jadi ribet gini ya. Nggak, saya gak nyalahin Dek Miftah yang sangat membantu sehingga blog ini berdomain seperti yang kalian baca sekarang. Saya cuma bingung saja mau minta tanda tangan Ibunya almarhum (karena anaknya masih bayi) untuk tanda-tangan surat kuasa perihal masalah blog saya sendiri --'.

Saat saya tanya di grup BLOGOR, akang-akangnya juga tidak ada solusi kudu gimana karena peraturan ya peraturan yang harus diikuti. Kalau mau seperti yang diminta, CPANEL jadi saya yang pegang, yaaaaa kudu bikin persyaratannya. Sampai saya tanya orang yang kerja di sana juga gak bisa apa-apa, harus sesuai prosedur. Titik gak pakai koma, apalagi pakai titik dua bintang -___-.

Makanya kenapa judul tulisan ini ketika blog adalah warisan. Karena saat saya punya dan nulis blog, tidak pernah berpikir kalau blog sudah jadi sebuah warisan. Jadi warisannya bukan hanya tulisan yang bisa dibaca, tapi blog itu sendiri dan pengaturannya, salah satunya masalah domain, juga termasuk warisan :"). Luar biasa bukan sebuah blog itu ?

Jadi saat ini blog itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia sudah jadi aset penting, makanya sudah termasuk harta (yang pasti tidak bergerak) sampai untuk pengurusan migrasi kudu ada pernyataan ahli waris :D. Betul tidak?

Saya jadi mikir kedepannya, apa enak seperti blog almarhumah mbak Yuni yang tidak berdomain lagi. Jadi ahli warisnya tidak perlu mengurus dan membayar blog seperti kasus saya ini? Tapi kan sayang kalau sekarang ada kerjaan biasanya minta yang berdomain :D.

Blog saya 2 minggu lagi expired dan sampai sekarang saya belum menemui ibu Dek Miftah dan Ana untuk minta surat pernyataan ahli waris masalah migrasi CPANEL blog ini. Apa akan saya teruskan jadi dot com atau kembali jadi engine blogspot biasa :D. Sek, bertapa sek kali aja nemu ilham :D. Yang pasti, saya tidak ingin nanti keluarga saya bingung dengan blog yang saya punya ini.

Tulisan ini murni curhat saya ya, biar teman-teman juga bisa memikirkan nasib blognya bagaimana kalau meninggal dunia. Blog tetaplah blog, disana ada tulisan, hasil karya, kenangan dan kreatifitas kita selama masih hidup. Dan kesemuanya itu akan diwariskan pada generasi selanjutnya. Jadi, bikinlah blogmu bermanfaat karena sebaik-baiknya hal itu adalah yang bermanfaat buat banyak orang. 

Ketika blog adalah warisan, sudah siap mau kayak gimana blogmu bila kamu meninggal dunia?

Related Posts

14 komentar

  1. hehehe.... nice thought. jadi kepikiran juga.
    karena blog TLD saya juga dibayarin dapat gratisan domainnya.
    eeaaa.....!

    BalasHapus
  2. huhuhu.... iya ya cha, blog bisa menjadi sebuah warisan. Mungkin nanti blog saya pun bisa diterusin sama anak2 saya. Semoga cepat dapat solusi yg terbaik ya cha...

    BalasHapus
  3. Saya pun terpikir pas mba Deasy semoga allah merahmati beliau, meninggal dunia. Dari situ saya kepikiran ngasih tau terkait blog dan sosial media ke adik saya. Dan yes, dia jadi ahli waris dalam hal ini. Just in case aja. Namanya persiapan ya.

    BalasHapus
  4. Soal De Miftah, jadi mengingatkan saya pada adik saya yang sudah meninggal T_T

    BalasHapus
  5. Kalo aku mesen ke suami, tolong pindahin semua tulisanku ke wordpress yang lama dulu. Jadi suami sudah tahu semua password akun medsos sama blogku. Haha

    BalasHapus
  6. Alfatihah bwt alm miftah dan istrinya,
    Btw mbk echa, tulisanmu bikin aku mikir jg nih,

    BalasHapus
  7. Kalo cuma password blig & medsos sampe pin atm, anakku semua tau. Cuma ya gitu, nanti urus2nya gak gak mudah

    BalasHapus
  8. Nah saya baru sebatas berharap tulisan saya kelak akan jadi warisan bagi anak-anak. Belum kepikiran juga supaya mereka meneruskan blog ini. Tapi setelah baca di sini jadi pengen juga, ya

    BalasHapus
  9. Saya jadi inget temen-temen blogger yang duluan dipanggil kehadapan Ilahi, almh. Mba Yuni dan alm. Mas Toro. Iya, mba Yuni udah jauh hari sengaja membalikan blognya ke semula supaya masih akan terus bisa jadi warisan pembaca.

    Untuk hosting aku diurus suami tapi suami memberikan semua akses yang wajib aku ketahui, kita ga tau siapa yang dipanggil terlebih dahulu.

    Baca curhatan mba Echa, saya mikir juga untuk bikin blog freedomain.

    BalasHapus
  10. Ribet juga ya Mbak dan saya baru tahu kalau blog bisa diwariskan.

    BalasHapus
  11. Aku sempet mikir gini juga sih Mba. Pengennya nanti kalau aku udah nggak ada, anakku yang nerusin. Termasuk blog masak, paling enggak bermanfaat buat anakku jika kelak kangen sama masakan bundanya *duh jadi mellow :")

    BalasHapus
  12. Ini pencerahan banget!
    Terima kasih ya, Mbak.
    Kudu sedia payung sebelum hujan ya.

    BalasHapus
  13. Wah ternyata ribet juga ya. Selama ini domai suami yg urus, jd aku gak gitu paham.

    BalasHapus
  14. Echa, baca ini bunda jd merasa bofoh babget dan gak tau apa2 soal blog bunda sepeninggal bunda nantinya. Anak2 gak ada yg duka ngeblog. Bunda pikir soal domain kl si empunya meninggal yowis domain otomatis terhenti, ternyata gak semudah itu ya? Bunda mau baca ulang tulisan Echa tentang Blog bisa jd warisan ini.Maaf bunda baru baca hari ini setelah sekian tahun postingan ini ada di blog Echa.

    BalasHapus

Posting Komentar