Perlindungan dari Kami Untuk Bekal Seumur Hidup Raffi

26 komentar


Setiap orang tua pasti ingin sekali melindungi keluarganya, begitupun kami berdua. Saya dan suami semenjak bertemu memang sepakat untuk pelan-pelan mengubah gaya hidup yang kurang sehat selama ini. Apalagi mengingat saya seorang survivor kanker getah bening, yang memang harus benar-benar dijaga kesehatannya.

Buat yang sering baca blog ini pasti tahu bagaimana kondisi kesehatan saya. Karena blog ini memang isinya curhatan saya selama dirawat dan keluh kesah jadi seorang survivor. Layaknya diary, blog ini juga menceritakan banyak perubahan positif dari gaya hidup kurang sehat sebelumnya. Dan saya berhasil merubahnya pelan-pelan hingga bisa jadi seperti ini.



Kalau ada yang kenal saya dari dulu, pasti tahu kalau saya itu perokok berat. Serius! Minum alkohol, bergadang juga beberapa kali saya lakukan dimasa muda. Bandelnya minta ampun. Saking saya kecanduan merokok, setelah keluar dari rumah sakit pasti mulai lagi ngerokoknya. Walau saya tahu, merokok dan perilaku tidak sehat lainnya itu bisa memperparah keesehatan saya. Saya kapok? Tidak! Saya tetap merokok terus sepanjang hari.  

Ini isi tas saya (dulu)
Obat dan rokok terus dibawa --"


Alhasil, kelenjar getah bening saya terus membesar limfomanya. Saya tambah sering sakit-sakitan. Tapi bolak-balik rumah sakit tidak membuat saya jera dan tetap saya lakukan. Jangan ditanya berapa kali dirawat karena tiba-tiba sesak nafas dan kelenjar getah bening saya nyeri plus membengkak diseluruh leher. 

Untuk meredakan sesak nafas, biasanya saya diuapin gitu dirumah sakit. Tapi kalau limfomanya membengkak, saya bisa dirawat inap berhari-hari. Hingga diagnosa dokter pun naik ke limfoma stadium 2. Sehingga saya membutuhkan perawatan intensif seperti kemoterapi waktu itu.




Lalu karena itu saya berubah berhenti merokok, minum dsb? Tidak! Saya tetap curi-curi kesempatan saat papa lengah :D (waktu itu papa yang nemani pengobatan). Karena diotak saya hal itu seperti candu rasanya. Nyeri dan nyeri tetap saya jalani dengan tidak ada rasa bersalah. Padahal saya sangat tahu itu tidak akan membuat saya makin sehat apalagi makin sembuh. Iya, saya tahu.

Dan Saat Hidup Saya Mulai Berubah

Kemudian saya menikah dengan suami yang ternyata menjadi titik balik untuk hidup lebih baik. Semenjak itu entah kenapa, saya mulai berubah sedikit demi sedikit. Saya dan suami mulai menjalani pola hidup sehat. Saya bertekad harus sehat dan sembuh. Kami berdua saling menyemangati, melakukan olahraga bersama dan berusaha mengkonsumsi makanan yang bergizi agar hidup lebih sehat.

Saya pun mulai stop merokok pelan-pelan. Dan suami yang awalnya perokok juga mengurangi aktivitas merokoknya. Kami saling mengingatkan kalau misalnya ada yang tidak kuat nahan ingin merokok dengan berusaha mengalihkan ke kegiatan lain yang lebih positif.

Pola hidup sehat ala kami

Dan itu terbukti loh! Semenjak kenal dengan suami, saya jarang sekali merasakan nyeri hingga detik ini kecuali kondisi badan terlalu capek. Ini termasuk pencapaian tertinggi dalam hidup, biasanya saya seminggu sekali pasti limfomanya bengkak 1-3 hari. Kalau sekarang pas kecapekan saja ^^. Saya juga lebih enak dan nyaman menjalani hidup.

Iya, suami yang membuat saya lebih semangat menjalani hidup. Saya juga jadi mau banyak berubah untuk hidup sehat. Karena saya ingin lebih lama lagi bersamanya hingga kakek nenek :"). Pokoknya sehat bareng-bareng deh!

vaksinasi dewasa
Vaksinasi dewasa

Selain itu, saya juga melakukan vaksinasi untuk dewasa. Vaksinasi yang saya lakukan adalah vaksinasi HPV, mengingat ada riwayat kanker dalam kesehatan. Vaksinasi HPV ini untuk pencegahan kanker serviks. Apalagi saya tahu kena kanker itu tidak enak, jadi lebih baik divaksin dulu.

Tahu tidak, vaksinasi untuk orang dewasa itu ada banyak loh! Dan itu wajib dilakukan untuk pencegahan penyakit, walaupun vaksin-vaksin ini kurang familiar ditelinga kita. Salah satunya vaksinasi HPV yang saya lakukan atau vaksin meningitis untuk yang akan pergi haji dan umroh.  

Apalagi kita tahu, semakin bertambahnya umur antibodi kita akan makin berkurang kekebalannya. Makanya kenapa kita harus tetap vaksin agar kekebalan tubuh kita meningkat. Jangan sampai kena penyakit dulu baru vaksinasi kan? Kan lebih baik mencegah daripada mengobati. Psstttt orang dewasa jangan takut divaksin ya, masak kalah sama bayi yang imunisasi diposyandu :D.

Saat Saya Tahu Lagi Hamil

Dan ternyata saya langsung hamil setelah menikah. Selain bahagia ternyata saya bisa hamil, kami juga bersyukur diberi kesempatan punya anak. Secara kalau liat dari kronologi kesehatan kan kesempatan itu sangat kecil. Tapi Gusti Allah mboten sare, saya bisa hamil :").


Karena itu juga saya mulai banyak baca tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan yang ternyata dimulai dari sejak masih dalam kandungan. Makanya, ibu hamil harus aware agar selalu menjaga janinnya agar selalu sehat. 


Saat hamil, yang pasti saya harus mengkonsumsi asupan makanan bergizi dan minum minimal 2 liter perhari. Walaupun namanya ibu hamil itu pasti mengalami banyak keluhan menjalani kehamilannya, tapi tetap harus ikhlas jalaninya kan?. Jangan sampai kita melewatkan banyak hal karena 1000 hari pertama kehidupan itu tidak akan terulang kan ^^. Jadi kudu semangat walau sering muntah :").

Baca : keluhan ibu hamil

Saya juga teratur memeriksakan kandungan kedokter dan bidan untuk memastikan bahawa perkembangannya normal. Kan biasanya diberi vitamin juga untuk menambah asupan makanan saat kehamilan. 

Tidak lupa, saya melakukan suntik TT yaitu imunisasi tetanus toksoid saat kandungan 6 bulan dan diulang kembali 7bulan pasca lahir. Biayanya gratis kok dipuskesmas atau kalau kebidan dokter sekitar 40-60ribu. Tidak perlu biaya mahal kan untuk melindungi bayi kita?

Perlu tidak suntik TT saat hamil? Kalau saya bilang perlu, karena bisa melindungi bayi dari tetanus. Kan jaga-jaga takut peralatan yang digunakan saat persalinan itu kurang steril. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?.

Selain itu, untuk ibu hamil juga ada beberapa tes yang dilakukan diawal kehamilan. Selain tes urine lengkap untuk melihat ada kandungan urine yang abnormal atau melihat kadar bakteri dan jamur., juga perlu dilakukan tes darah rutin untuk melihat hematologi dan kekentalan darah normal tidak. Dan yang perlu sekali dilakukan adalah tes TORCH. Apalagi tahu sendiri kan saya pecinta kucing, ada 10 ekor lebih dirumah yang saya pelihara. Apalagi saya selalu tidur sama Cucuth dikasur (bahkan sampai saat ini), jadi rada was-was dengan isu tokso. 

Tes darah, urine dan TORCH


Tapi untunglah semua normal, tes darah dan urine saya bagus. Sedangkan untuk hasil tes Anti Toksoplasma IgG positif dan IgM negatif, yang berarti saya pernah terkena toksoplasma tapi sudah menjadi antibodi. Dan tidak perlu dikhawatirkan. 

Syukurlah. Setelah itu saya menjalani kehamilan dengan tenang dan tetap hidup sehat bersama suami. Demi anak kami dalam kandungan :").


Saat Raffi lahir 

Masa-masa awal memiliki Raffi memang sangat membahagiakan. Saya juga berhasil memberikan ASI selama 2 tahun untuk Raffi. Tapi ada yang harus kami perhatikan untuk investasi Raffi seumur hidupnya, yaitu vaksinasi. Diblog ini banyak sekali tulisan saya tentang pentingnya imunisasi, karena kami pikir kapan lagi memberi bekal untuk Raffi kalau tidak mulai dari sekarang, termasuk bekal kesehatannya.

Raffi waktu diimunisasi


Baca juga : 

Saya dan suami memilih jalan sebagai pro vaksin, karena sekarang itu penyakit ada macem-macem yang kurang familiar ditelinga kita. Apalagi kondisi masyarakat dulu dan sekarang sangat berbeda, perubahan alam dan kondisi lain yang bisa memunculkan penyakit baru. Serem kan?Makanya jangan heran kalau semakin lama semakin banyak vaksin yang dibuat sebagai pencegahan penyakit. 

Vaksinasi untuk anak

Sebenarnya ada berapa banyak vaksin buat anak? Sekarang ada 14 jenis vaksin yang direkomendasikan oleh IDAI tahun 2014 (rekomendasi terbaru). Untuk jenis vaksinasi wajib seperti DTP, polio, HIB dan campak, kita bisa mendapatkan secara gratis diposyandu atau puskesmas. Sedangkan vaksinasi tambahan, kita bisa mendapatkannya di rumah sakit.

Imunisasi anak IDAI 2014

Oh iya untuk informasi saja, ada beberapa sekolah yang mewajibkan anak didiknya untuk melakukan vaksinasi lengkap loh. Ini kejadian sama Raffi saat dia masuk sekolah, saya harus menyertakan fotokopi buku vaksin. Mungkin ini salah satu cara pihak sekolah melindungi calon anak didiknya, kan kalau sudah tervaksin lengkap semuanya jadi aman^^. 


Setelah diimunisasi, biasanya label ditempel dibuku kesehatan anak

Perlukah vaksin anak? Kan harganya mahal? Percayalah, mencegah lebih enak daripada mengobati dan mengeluarkan uang demi kesehatan anak seumur hidup kenapa tidak? Karena itu bekal investasi jangka panjang sampai anak dewasa. Saya sangat tahu rasanya, sakit itu tidak enak dan tidak bisa menikmati hidup. Makanya jangan sampai terjadi pada Raffi anak saya. Salah satu caranya adalah dengan vaksinasi lengkap dan melakukan pola hidup sehat secara konsisten.

Ingat gejala penyakit yang dialami anak yang sudah divaksinasi dan yang belum divaksinasi sangatlah berbeda. Akan jauh lebih ringan anak yang sudah divaksinasi, karena tubuh sudah membentuk pola kekebalan terhadap penyakit. 

Saya pernah telat vaksin Raffi. Waktu itu saya telat vaksin MMR, karena terlalu percaya mitos anak harus bisa ngomong dulu baru divaksin MMR. Dan Raffi kena mumps di kelenjar getah beningnya :"(. Sempat takut bengkak itu mirip sama penyakit saya, tapi setelah di USG alhamdulillah bentuknya berbeda. Kelenjar getah bening Raffi isinya nanah dan membesar saja, tapi kalau lihat hasil MRI saya kelenjar getah beningnya berbentuk benjolan. Dan untunglah setelah hampir 5 bulan kelenjar Raffi normal kembali.




Pembengkakan kelenjar getah bening Raffi
Hanya berupa mumps (nanah)


Pembengkakan kelenjar getah bening saya waktu itu
Ada benjolan didalamnya (Limfoma)

Setelah itu, Raffi tetap saya vaksin MMR walau terlambat. Karena lebih baik vaksinnya telat waktunya daripada tidak sama sekali ^^. Catet!

Menurut saya, menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat itu penting. Tapi membooster tubuh dari dalam dengan vaksinasi juga tidak kalah penting. Karena kita akan lebih terhindar dari penyakit.

Saya percaya selalu ada harapan dari Tuhan dalam segala hal. Karena Gusti Allah mboten sare. Kami sudah berusaha melakukan investasi kesehatan terbaik untuk Raffi. Dimulai dari perubahan gaya hidup sehat kami, pemberian ASI selama dua tahun hingga vaksinasi lengkap untuk Raffi. Karena kami tahu, perlindungan yang kami berikan itu untuk bekal Raffi seumur hidup. Dan saya yakin, setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Semoga kita selalu bisa menjaga anak-anak kita. Sehat-sehat ya, Raffi!

Related Posts

26 komentar

  1. Rasa bahagia dan semangat itulah yang membuat kita sehat ya, Cha. Semoga kalian langgeng sampai aki nini. Aku juga pro vaksin hehehe. Anakku divaksin semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah iya mbak, semua karena cinta *eaaaaaaaaaaaaaaaaa

      Hapus
  2. Sehat-sehat ya Raffi dan Mamanya. Jangan lupa, Mama diingatin buat banyak maem sayur dan buah, Ya Raffi ....

    BalasHapus
  3. potonya raffi yang palibg bawah... cakep beneeer.. dramatis. Hehehe...
    Aku baru tahu masa muda mbak Echa di sini. Bandel ya ternyata dulu. Hihii...
    Mbak, ada loh yang nggak melek vaksin. Katanya gakmau tubuhnya diberi racun. Ya Vaksin kan memang memberu racun serupa supaya badan kita kebal (antibodiny aktif) sejak dini sebelum terserang.
    Sayang banget mereka yg belum terbuka wawasannya.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. makanya udah tuwuk mau ngapa2in xD
      didoain aja mereka do sadar biar pada vaksin :")

      Hapus
  4. Tulisannya inspiratif neh mak, perubahan gaya hidup memang ppenting sekali ya mak.

    BalasHapus
  5. Salah satu pencegahan penyakit itu memang harus divaksin ya Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak sekarang sama dulu soale beda penyakite macem2

      Hapus
  6. salut sama Mba Echa yang bisa merubah gaya hidup menjadi lebih sehat *jempol*
    suami saya perokok berat dan sampai saat ini belum bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu :(

    saya juga pro vaksin Mba, anak saya juga lengkap imunisasinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kudu niat suami istri mba soale saling dukung

      Hapus
  7. Waaah tulisaanya lengkap banget,informatif..Betul vaksin memang diperlukan anak-anak.Top deh vaksin Rafi lengkap.Sehat sehat terus ya Rafii...

    BalasHapus
  8. Aku juga pro vaksin, anakku ikut imunisasi dasar di puskesmas dekat rumah, gratis :D
    Nanti bisa deh ikutan vaksinasi tambahan buat daya tahan tubuh anak, makasih ilmunya mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama
      aku yang bs gratis diposyandu atau puskesmas aku kesana aja. yang tambahan baru ketempat lain

      Hapus
  9. iya mba.. kami juga pro vaksin. Bintang dan azizah kami usahakan vaksin sesuai jadwal bahkan sejak sebelum menikah juga. Biar kata ada suara miring.. hihi.. sehat selalu untuk raffi dan cadebay..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi kalau ngikuti pro kontra g ada habisnya
      balik keortu masing2. cuma kalau aku wes vaksin ae bekal soale

      Hapus
  10. Semoga sehat selalu ya Mama Rafii dan keluarga, rukun selalu hingga kakek nenek, aamiin.

    Aku juga udah pro vaksin sejak anak-anak kecil. Waktu mau nikah juga suntik TT, pas hamil usia 7 bulan diulang lagi. Semoga kita diberikan kesehatan, aamiin

    BalasHapus
  11. sehat2 ya mami raffi dan keluarga.. jgn stres.. hidup dibawa santai ajaa.. termasuk ngeblog #Eh :p

    BalasHapus
  12. oiya blm ngevaksin Syadid lagi, pdhl dah 8bln. Sehat trs ya buat dirimu dan keluarga hebatmu. Bahagia dgn suami juga bikin sehat ya hehe

    BalasHapus
  13. Semangaaat ya echa...semua memang kembali ke kita sendiri untuk perbaiki kualitas hidup :)

    BalasHapus

Posting Komentar